Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Daeng

10 Januari 2015   18:00 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:25 30 6

Oleh : ANUGERAH OETSMAN

***

Daeng yang terkantuk menanti penumpang dalam becak yang belum dikayuhnya ia tidur terkadang sebab tuan pelancong belum jua datang padahal hari sudah semakin siang kapan keajaiban tiba, sebentar lagi siang beranjak petang

Daeng yang mengais mengobok-obok tempat sampah tidak ada bahagia melebihi serpih yang diperoleh melimpah beratnya timbangan segera dibayar dengan rupiah segera pulang membawa intan sebongkah sambutlah duhai anak isteri, rezeki hari ini semoga berberkah

Daeng yang memohon meminta-minta tangan kanan tengadah menatap tuan berharta tangan kiri menggendong seorang balita seribu duaribu berapa saja untuk pengobat derita gerimis yang turun sudahlah ia menghapus air mata

Daeng yang terselip di belakang nama tuan berbangga sudilah berbagi sembuhkan luka yang masih menganga dengarkan nyanyian pilu mereka yang berjalan terlunta senyum yang kau berikan itupun amatlah berharga dunia yang fana, keabadian kekallah dalam Kuasa-Nya

Daeng yang tengah menulis merangkai kata pikirnya melayang di tengah keriuhan kota jemarinya kokoh sekokoh goresan yang tercipta bukan sekedar karya tanpa makna, kalimatnya meronta jauh di kedalaman hatinya...  jiwa tetap bening, ketenangan bertahta ***

Bulukumba, 10 01 2015

Sumber Illustrasi : Di sini

Daeng = Kakak, Orang yang lebih tua (Bhs. Makassar)

Baca Juga :

Pemulung

Pengamen

Penulis

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun