Tak jarang, itu artinya sering, kita nggebyah uyah atau menggeneralisir satu fakta ke dalam fakta secara keseluruhan. Kalau bahasa inggrisnya lebih kurang a part taken for the whole. Sikap batin dan pikiran model begitu kita lakukan dalam banyak hal, banyak perkara. Kita melihat satu warna di satu sudut, kemudian berkesimpulan bahwa semua sudut berwarna sama. Kebiasaan nggebyah uyah, gemar tergesa-gesa memberikan simpulan tanpa melihat warna dari sudut-sudut yang lain semacam itu adalah indikasi kuat bahwa kita adalah jenis kelompok manusia yang menyia-nyiakan potensi akal yang diberikan gratis oleh Tuhan alias malas berpikir. Itu juga berarti pengingkaran kenikmatan. Dalam bahasa yang lebih keren sering disebut kufur nikmat. Setidaknya sikap itu adalah bagian dari kelakuan kufur nikmat. Tapi itu penilaian subjektif saya, meskipun saya tadi menggunakan kata "kita". Sebab sebagian besar dari kita memang faktanya senang betul memiliki perilaku demikian. Sebagian besar itu artinya lebih dari 50 persen. Diakui atau tidak, fakta yang hadir di mata saya seperti itu.
KEMBALI KE ARTIKEL