Sejak pulang dari liburannya sepuluh hari yang lalu, nyaris setiap hari dihabiskan Arlene dengan mendekam di dapur pribadinya. Tentunya dia tak menghabiskan seharian di sana. Hanya saja setiap kali dia datang ke kedai --Arlene biasanya datang ke kedai pukul 2 siang- maka dia akan langsung masuk ke dapur pribadinya di lantai atas ruko. Apa yang dilakukannya di tempat tersebut, jelas aku sudah tahu. Namun yang cukup mengkhawatirkanku adalah bagaimana dia sanggup menghabiskan sepuluh hari di tempat itu lalu keluar tanpa berbicara sepatah kata pun kepadaku.
KEMBALI KE ARTIKEL