Aku duduk di pelataran dalam temaramnya remang lampu. Wajahku kuarahkan ke langit, yang sebenarnya langit itu indah penuh lukisan bergerombol bintang gemintang. Namun, aku tak tertarik. Kali ini yang terlintas adalah … akan lukisan, bahkan kenyataan. Layar lebar menampilkan kejadian berurutan, lambat laun merembes menghasilkan tetes-tetes kecil menuruni pipi-pipiku. Wajahku memang menatap langit yang bertebaran bintang-gemintang, tapi bukanlah bintang itu yang aku saksikan.
KEMBALI KE ARTIKEL