Menjelang pemilihan presiden 2014 ini, sebagian orang sudah menentukan pilihannya - memilih Prabowo-Hatta atau Jokowi-JK, sebagian orang lagi masih bingung, dan sisanya bersikap skeptis. Mereka yang skeptis seperti Kiki hampir dapat dipastikan tidak akan menggunakan hak pilihnya dalam pemilihan presiden pada tanggal 9 Juli 2014. Rekan saya tersebut juga memberikan alasan bahwa mereka yang sudah dipilih menjadi pemimpin ternyata melakukan korupsi (menjadi koruptor). Alasan ini dapat dipahami sebagai suatu bentuk kekecewaan atas beberapa orang tokoh pemimpin di Indonesia yang menjadi tersangka kasus korupsi baik pemimpin partai politik, daerah, maupun negara Republik Indonesia ini. Lalu apakah dengan demikian, kedua pasangan capres-cawapres, Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK sama saja???
Pernyataan bahwa siapapun pemimpin tidak akan pernah membuat Indonesia menjadi lebih baik berarti orang yang mengatakannya juga tidak akan membuat Indonesia menjadi lebih baik jika ia sendiri menjadi pemimpin Indonesia ini. Pemikiran skeptis ini berakibat fatal yang cenderung menghakimi bahwa tiada seorang pun memiliki kapabilitas dan kredibilitas yang baik untuk memimpin negeri ini. Sikap skeptis dan menjadi golput dalam pemilu hanya akan merugikan diri sendiri dan juga masa depan tanah air kita. Sebagai warga negara yang baik, kita harus tetap ikut serta dalam menentukan arah dan masa depan bangsa kita yang salah satu caranya adalah berpartisipasi dalam memilih capres dan cawapres pada saat pemilu. Di satu sisi, adanya para pemimpin di negeri ini yang terlibat kasus korupsi adalah suatu fakta. Di sisi lain, kita juga harus mengingat bahwa masih ada para calon pemimpin yang bersih yang kita harapkan kelak akan memimpin negeri ini.
Setiap pasangan capres-cawapres baik Prabowo-Hatta maupun Jokowi-JK diharapkan dapat menjadi teladan kepemimpinan dan memimpin bangsa Indonesia ini ke arah yang lebih baik. Di sinilah pentingnya menggunakan akal sehat dan hati nurani yang murni kita memilih dengan tepat siapa pasangan capres dan cawapres yang layak untuk menjadi teladan kepemimpinan negeri ini, presiden dan wakil presiden periode 2014-2019. Mari kita buktikan bahwa masih ada pemimpin yang akan membuat Indonesia menjadi lebih baik! Jangan sampai kita salah memilih dan menyesal di kemudian hari. Masa depan bangsa Indonesia yang kita cintai ini sungguh ada dan harapan kita akan munculnya pemimpin bangsa yang bersih tidak akan pernah pudar.