Tiba-tiba saja aku menjelma jadi Derrida,
yang mengembara berputar-putar,
telusuri jejak-jejak teks kehadiran-Mu,
Penuh harap, ku 'kan jumpa Levinas dan Karl Marx (muda),
'tuk dapatkan terang teologis dan dialekstis dari alur bekas-bekas jejak-Nya.
Di tengah perjalanan,
alih-alih berjumpa yang kuharap,
justru M.Foucault yang muncul di sebelahku,
Ia pun terusir dari istana sang penguasa kegelapan,
karena tlah berani mencongkel-congkel dan mengintai
dari balik lubang dinding kastil neraka.
Kuberputar-putar, dan kegagalan demi kegagalan menghantuiku,
dalam upaya kumpulkan buhul tuk kuurai dan kuresapi lagi
makna kasih-Nya.