Kepergian Bung Faisal Basri, Kamis 5/9/2024 merupakan kehilangan bagi bangsa ini. Kehilangan sosok ekonom berintegritas yang tidak silau dengan kemilau dunia dan imingan jabatan. Ia melihat dunia hitam-putih, mengatakan yang benar itu benar dan yang salah itu salah dengan tegas tanpa takut risiko. Dengan prinsip itu pula ia keluar dari kepengurusan Partai Amanat Nasional. Padahal ia bergabung sejak awal berdiri dengan PAN. Saya mengenalnya pertama kali Dosen FE UI ini Desember 1990 di acara Sidang Pleno ISEI di Bandung, dan saat itu sama-sama belum relatif lama selesai S2. Tidak begitu akrab, namun kita saling tahu lewat komunikasi di media massa, dan bertemu dalam forum seminar. Sekitar Mei 1995, kami bertemu dalam suatu conference di Brisbane, yang waktu itu ada 3 delegasi dari Indonesia, yang satu lagi adalah Bapak Marzuki Usman MA. Kami tinggal di hotel berbeda.
KEMBALI KE ARTIKEL