Prof. Edy juga menggarisbawahi bahwa kepemimpinan yang kuat diperlukan untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan di kalangan ASN. "Pola pikir, perasaan, dan tindakan yang mencerminkan karakteristik kewirausahaan harus diimplementasikan dalam praktik sehari-hari. Kepemimpinan yang kuat akan mendorong terciptanya inovasi dan kreativitas yang berkelanjutan," jelas Mantan Ketua Forum Rektor Indonesia ini.
Prof. Edy menekankan bahwa jiwa kewirausahaan sangat penting dalam meningkatkan efektivitas dan produktivitas dalam pelayanan publik. ASN dituntut untuk memiliki kemampuan berpikir cepat, kritis, serta mampu menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan dengan tepat. "Dalam era Industri 4.0, inovasi menjadi suatu keharusan bagi semua pihak, baik pelaku pasar, tenaga kerja, maupun pemerintah. Maka, ASN perlu mengadopsi semangat, pola pikir, dan pola tindak layaknya seorang entrepreneur, meskipun tetap harus mematuhi regulasi dan nilai-nilai yang ada," ungkapnya.
Selain itu, Prof. Edy juga menggarisbawahi bahwa ASN yang memiliki kompetensi, kinerja, dan profesionalisme yang tinggi akan mampu beradaptasi dan semakin responsif terhadap perubahan serta pencapaian tujuan organisasi. "Untuk mencapai kinerja yang optimal, organisasi pemerintah perlu menerapkan prinsip-prinsip yang diadopsi dari organisasi bisnis yang memiliki semangat dan jiwa kewirausahaan. Dengan pendekatan ini, organisasi pemerintah dapat lebih dinamis dan inovatif dalam menghadapi tantangan yang ada," tambah Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) DIY ini.
Lebih lanjut, Prof. Edy menekankan pentingnya bekerja dengan target yang terukur dan selalu mencari ide-ide baru. "ASN harus menyadari bahwa perubahan adalah suatu keniscayaan. Jangan hanya menyelesaikan pekerjaan, tetapi selesaikan dengan yang terbaik. Do the best thing what you can do," terangnya.
Sementara itu, Drs. Pangarso dalam sesi berikutnya menyampaikan lima prinsip kewirausahaan yang harus dimiliki oleh ASN, yaitu kemauan, kemampuan, keberanian, komitmen, dan keberhasilan. Menurutnya, ASN harus memiliki spirit kewirausahaan dengan keterbukaan terhadap kritik, baik dari atasan maupun rekan sejawat. "Kritik harus dilihat sebagai peluang untuk belajar dan berkembang, bukan sebagai serangan pribadi," tutupnya.