Lalu apa kurikulum dari SMK? Sesuai dengan namanya Sekolah Menengah yaitu pendidikan menengah untuk mempersiapkan tenaga dengan kemampuan/ketrampilan praktis siap pakai. Proporsi praktek lebih besar jika kita bandingkan dengan teori. Sebagai contoh: para siswa SMK mesin dan otomotif, dalam membubut, mereka akan lebih terampil dan tahu bagaimana membuat suatu bubutan yang halus tanpa garis dengan pahat seperti apa dan pada putaran mesin berapa radius/sec. Jangan tanya ke mereka kenapa harus begini, begitu? Pendidikan mereka memang tidak untuk menjawab apalagi mendalami teori-teori Sains. Kerjasama yang baik antara ilmuwan dan praktisi akan menghasilkan suatu mahakarya berbasis teknologi.
Lalu kenapa Esemka tiba-tiba menjadi topik panas di awal tahun 2012? Suatu SMK di Solo bekerja sama dengan bengkel pak Sukiyat telah berhasil membuat suatu produk bernama mobil dengan merk Kiat Esemka dan mendapat kehormatan untuk menjadi mobil dinas resmi dari bapak Walikota Solo. Berita yang ada pada Media telah menimbulkan pro dan kontra mengenai ini, dan ini adalah suatu hal yang menarik dan lumrah. Selidik punya selidik ternyata adik-adik siswa SMK tersebut mengatakan bahwa Membuat di sini dalam artian Merakit. Nah ini yang menarik mengenai definisi MEMBUAT, apakah dalam kamus besar Bahasa Indonesia kata Membuat sama dengan Merakit. Kalau memang demikian adanya maka adalah benar adanya bahwa adik-adik siswa SMK dan pak Sukiyat telah berhasil membuat suatu mobil. Namun jika mereka mengakui rakitan komponen-komponen (dalam artian paket Kit) sebagai hasil inovasi (penemuan) dan kreatifitasnya (ciptaan), maka ini adalah suatu hal yang tidak layak untuk kita berikan apresiasi.
Yang menarik di sini adalah dampak dari semua ini adalah membuat forum Kompasiana menjadi ramai dengan berbagai pendapat. Ada yang pro dan ada pula yang kontra. Silahkan kita semua mengeluarkan pendapat, dukungan, sindiran, cemoohan, dan lain sebagainya, namun harus dalam batasan adat ketimuran yaitu dengan bahasa yang santun, tanpa harus membuat lawan bicara kita kehilangan muka. Tidak ada gunanya, yang timbul adalah hanya perselisihan dan debat kusir yang tidak akan habis-habisnya. Marilah kita mulai dari diri kita sendiri untuk saling menghormati sesama kompasiana dan saling menghargai pendapat orang lain yang berbeda dengan pendapat kita tanpa selalu merasa yang paling benar. Karena itu hanya adalah ego kita yang kita majukan dan substansinya sendiri menjadi kabur
Bagaimana mengenai produk mobil Kiat Esemka sendiri? Biarlah waktu yang akan membuktikan kekuatan serta reliabilitasnya dan itu hanya Tuhanlah yang tahu kapan.
Salam kompasiana selalu.