Mohon tunggu...
KOMENTAR
Money Pilihan

Bertahan dengan Pisang

30 Januari 2015   18:30 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:05 492 0



[caption id="attachment_394028" align="aligncenter" width="480" caption="Pak H. Sulaiman, pedagang pisang di pasar Babakan Madang, Sentul sedang sibuk menata kios pisangnya setelah menerima kiriman pisang dari Lampung. Sentul, 28 Januari 2015"][/caption]

“Nu penting  masih keneh seueur nu resep cau,berarti dapur bapa ngebul keneh”. Dengan senyumnya yang lugu pak Haji Sulaiman (+ 50 tahun) menuturkan pendapatnya dalam bahasa Sunda mengenai sulitnya kondisi ekomoni Indonesia saat ini, yang jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia artinya “Selama masyarakat masing makan pisang, berarti dapur saya masih bisa ngebul”.

Pasar Babakan Madang adalah sebuah pasar traditional sederhana di tengah dahsyatnya arus pembangunan di area elit Sentul city. Jika kita berjalan ke salah satu sudut pasar ini kita akan menemui sebuah kios pisang sederhana milik pak Sulaiman. Ia telah berjualan pisang di pasar Babakan Madang, Sentul City sejak 5 tahun yang lalu. Ia menjual berbagai varian pisang mulai dari varian paling kecil yaitu pisang muli, pisang ambon, pisang klutuk, sampai pisang yang ukurannya spektakuler yang biasa disebut oleh penduduk setempat dengan sebuatan pisang tanduk karena bentuknya yang menyerupai tanduk.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun