Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Pramoedya: Mekanisme Rasa Takut Bangsa Indonesia Vs Bangsa-bangsa Barat

21 Februari 2020   15:31 Diperbarui: 21 Februari 2020   15:28 111 0
Dalam novel "Arus Balik", Pramoedya Ananta Toer mengungkapkan hal yang menjadi perbedaan secara psikologis antara masyarakat Nusantara dengan bangsa-bangsa Barat yang datang dari Utara. Itulah mengapa kemudian kita kalah terhadap apapun yang kita lakukan melawan mereka.

Pram menyatakan bahwa secara psikologis bangsa-bangsa Barat yang datang ke Nusantara itu "tidak punya [trauma terhadap] rasa takut", sementara masyarakat Nusantara setiap hari bertumbuh-kembang untuk memiliki rasa takut: takut terhadap Sandekala, takut jika duduk di ambang pintu, takut jika ada gerhana bulan, takut jika Nyi Rara Kidul murka, dsb. Sementara bangsa-bangsa Barat akan "membuat kapal yang seramping mungkin" sehingga betapa pun jauh tujuannya, mereka akan tetap sampai.

Jawa -- menurut Pram dalam novel yang sama -- kehilangan kekuasaannya di Singapura karena tentara Jawa bertempur dengan mekanisme rasa takut, yaitu berkumpul; sementara Portugis -- lawan Jawa waktu itu -- mengelilingi mereka secara diam-diam dan individual, sehingga tahu-tahu pasukan Jawa sudah terkepung.

Namun Pram tidak menjelaskan, apakah nenek moyang sebelum zaman yang dinovelkan Pram itu (yatu abad ke-16 Masehi) juga punya hal-hal kejiwaan yang sama. Mungkin karena Pram tidak mengetahui temuan arkeolog setelah ia meninggal: bahwa gambar-gambar perahu kemudian ditemukan di beberapa gua purbakala di Sulawesi, menginformasikan bahwa pelayaran sudah biasa dilakukan oleh bangsa-bangsa di Nusantara sejak 4.000 tahun sebelum Masehi.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun