Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Kemarau yang Tak Kunjung Usai

30 Oktober 2019   13:13 Diperbarui: 30 Oktober 2019   13:36 17 0
Bayu lembut menyapa pagi
Mentari mengintip malu dibalik awan
Embun manja basah lesapi dedaunan
Dilengkung reranting kering camar bernyanyi riang

Semilir angin berhembus syahdu di jendela tau
Menyusupi ruang-ruang sunyi tanpa suara
Dibalik selimut yang ditarik
Anak kecil mendengkur dingin

Lihatlah ilalang melalang malang
Bergoyang diterpa angin keegoan
Mengering kering kerontang
Gersang terbakar kecemburuan

Dedaunan kuning menguning berjatuhan
Diterpa deru angin samudera
Satu persatu terbang melayang
Meninggalkan dedahan
Bercerai dengan reranting malang ditinggalkan
Menangis lirih teriris melihat kenangan
Namun panas terus memanas
Hanya menyisakan lahan usang yang merindukan hujan
Berharap kemarau kan segera usai

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun