SEBAGAI mahasiswa generasi angkatan akhir tahun 90-an, tentu saya tidak memiliki kesempatan berinteraksi dengan Prof. Ahmad Amiruddin sebanyak generasi mahasiswa Unhas tahun 70-an. Generasi saya hanya mengenalnya melalui berita daerah di TVRI Makassar, koran, atau dialog-dialog di kampus, juga lewat buku-buku yang ditulis untuk beliau. Pun saya hanya sempat menyalaminya di beberapa kali acara Halal bi Halal Keluarga Besar Universitas Hasanuddin.