Jalanan telah sangat sepi, tak dapat dipungkiri suhu udara hampir mendekati 12 derajat celcius merupakan salah satu alasan mengapa orang-orang senang berada dirumah mereka yang hangat.
Kau melihat sekelilingmu, seketika merasakan suatu kenyamanan yang aneh. Kau memandang langit dan mulai mengagumi keindahannya. Bulan sedang tidak memancarkan cahaya terindahnya dan bintang-bintang sedang bersembunyi di balik awan, walaupun demikian, kau tetap menikmatinya. Kedua tanganmu kau masukkan didalam kantung jaketmu, pelan menggenggam handphone yang telah kau atur ke mode diam.
Kau berhenti dan duduk di atas kursi halte bus dingin. Jadwal terakhir bus paling malam telah lama lewat.
Entah kau telah menduganya atau kau memang telah terbiasa, kau tak tampak kaget sedikitpun ketika handphonemu mulai bergetar. Kau sengaja tak langsung mengangkat telepon ditengah malam itu. Setelah, yang telah kau hitung tepat 5 detik, kau akhirnya mengangkatnya.
Sebagian kecil di dirimu ingin sekali mendengar suara yang sedang memanggil namamu, dan sebagian besar menyuruhmu mematikannya. Kau tak yakin keputusanmu benar atau tidak, namun kau tetap menempelkan handphone itu di telingamu. Ia memanggilmu, mungkin sekitar 3 kali, sebelum kau menjawabnya.
”Yoona? Yoona? Onnie?”