Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Wayang Werkudoro

3 September 2013   09:19 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:27 147 0


KELUARGA PANDHAWA

Cerita Wayang
Seputar Keluarga Pandhu, Bagian I


Sang benteng Negara Werku Doro,

Bunda agung dewi tali broto tak kuasa membendung air mata, dia tak menangis bahkan tak ter isak, air mata bak bah situ gintung mengalir berkilau bagai permata dari mata nya…

Anak nya lahir bungkus tak mungkin di akui masyarakat, suami nya telah memutus kan buang di rimba bungkus itu, dadar katrimaning kahuripan ne, buang ke hutan belantara bayi bungkus itu, biarkan alam menentukan kelayakan hidup atau tidak nya. …

Kita tak pernah tahu kehidupan alam bungkus, bayi bungkus itu mungkin riang gembira ketika menggelundung ke sana kemari atau tidur ketika diam tak bergerak lama, hingga suatu saat ketika dia sedang bermain menggelundung ke sana ke mari makin lama makin dahsyat gelundungan nya…

Bungkus itu menabrak se ekor gajah yang sedang bertapa dhuar..!!! pecahlah bungkus tebal yang selama ini melindungi bayi di dalam nya, keluar bayi merah ber ujud manusia dewasa, marah besar..!!!

Tanpa bertanya, dia pukul gajah yang bertapa di depan nya yang besar nya 4 kali lipat diri nya, berat nya 10 kali lipat lebih, jeger..!! brak..!! des..!! pecah kepala gajah sekali pukul…

Sopo aku.. sopo aku… bayi itu tiba tiba menagis tanpa air mata, dia terlalu gagah untuk meneteskan air mata wajar nya, siapa aku siapa aku… tiba tiba gumpalan awan tebal berwarna perak bak kapas sutera, di luar sadar bayi itu, wujud gajah setelah pecah kepala nya berubah jadi awan, mendekat kembali, anak ku ngger…







Wahai putra ku.. karena engkau telah menabrak pertapaan ku dalam wujud gajah maka kamu ber nama BROTO SENO gajah pertapa… opo kowe buapak ku.. apakah kamu ayah ku... bukan, putraku, cari lah ayah mu, katakana lah kamu bungkus bernama broto seno, ayah mu AKAN tahu siapa kamu…

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun