Denis duduk termenung di sudut kafe favoritnya, tatapannya kosong mengarah ke jalanan yang dipenuhi kendaraan. Di hadapannya, secangkir kopi hitam mulai mendingin. Hari-hari belakangan ini selalu diwarnai oleh pikiran yang tak kunjung henti---tentang Syila, wanita yang tak seharusnya ia cintai, namun yang kini begitu mengisi ruang hatinya.
KEMBALI KE ARTIKEL