Dia diam.
"Tidak, aku bukan pembunuh. Aku ingin punya cukup kekuatan untuk membius kaki dan tanganmu dengan sebuah perjanjian sederhana yang kutusuk ke jantungmu melalui boneka voodoo.
"Aku akan membuat tubuhmu lemas tak berdaya setiap kali kau marah dan berusaha kasar padaku. Itu saja. Setiap kali nada bicaramu meninggi, sindiran keluar dari mulutmu dan niat menghukum muncul dari pikiranmu, tubuhmu lumpuh seketika. Jangan sampai kau kehilangan kesadaran, biarkan amarahmu menetap dalam tubuh yang sengsara.
"Itu jauh lebih memuaskanku ketimbang sekedar membuatmu mati.
"Akan kujadikan wish list daftar kutukan impian. Nomor pertama. Doakan aku yaa..." Ucapku sembari meraih tali dan melompat dihadapan hadirin yang berpesta.