Mohon tunggu...
KOMENTAR
Fiksiana

Saat Langit Tak Lagi Sama

13 Desember 2012   09:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:44 197 1
Chapter 5

Pertemuan Kembali

"Silahkan duduk Pras , santai saja kalo sama saya" , ucap Emi pada Pras yang tengah berdiri di depan meja kerjanya . Pras tersenyum kecil kemudian mengangguk , menduduki kursi yg berada tepat di seberangnya . Membuat kedua orang itu saling bertatapan muka . Emi tersenyum manis pada pria di depannya itu lalu berdehem sebelum memulai kalimatnya .

"Baiklah....saya langsung aja ya Pras , saya memanggilmu ke sini karena melihat penjualanmu yang paling tinggi dibanding teman-temanmu yang lain " .

"Saya sudah melihat laporan penjualan produk kita selama 5 bulan terkahir kemarin , dan saya nemar-benar salut dengan kerja kerasmu " , Emi menatap Pras dengan wajah senang . Pras pun sepertinya tampak bangga mendengar semua kata-kata atasannya itu .

"Karena itu , saya akan menaikkan jabatanmu , mulai  Senin depan , kamu akan menjabat sebagai manager area kantor kita . Kamu akan membawahi para leader setiap tim penjualan di perusahaan kita " .

Mendengar kabar itu Pras langsung menyunggingkan senyum lebarnya .

"Makasih Bu...."

"Emi...panggil saja saya Emi , saya lihat usia kita gak beda jauh , bahkan kamu lebih tua tiga tahun dari saya . Ahhh....sebaiknya aku juga tidak menggunakan saya lagi untuk membahsakan diriku...biar kamu santai..." .

"Baiklah...Bu....eh maksud aku Emi...terima kasih untuk kepercayaan kamu..." .

"Kamu bakal dapet fasilitas mobil dinas , rumah dinas beserta isinya . Deri akan menunjukkan dimana tempatnya . Aku masih belum mengenal kota ini " , terang Emi yang dijawab degan anggukan Pras .

"Kalau begitu sampai jumpa Senin depan , semoga kamu bisa bekerja lebh baik lagi" , Em mengulurkan tangannya yang langsung dijaba erat oleh Pras .

"Aku yang makasih buat semuanya " , Pras mengatakannya dengan sungguh-sungguh yang dijawab Emi dengan senyum lebar .

Pria itu pun kemudian meninggalkan ruangan tersebut , terlihat dari langkahnya yang mantap , dia pasti sedang bangga akan dirinya sendiri . Begitu pintu ruangannya tertutup , senyum ramah di wajah Emi langsung menghilang .

"Kamu senang Pras?Kalau begitu silahkan menikmati semua hal menyenangkan itu dulu . Aku akan memberimu lebih banyak kebahagiaan dan senyum.....sebelum melukaimu dengan dalam....sama seperti yang kamu lakukan padaku " , ucap Emi datar . Dia lalu menelepon Deri dan memanggilnya ke ruangannya .

Tak lama Deri sudah berdiri di depannya sambil tersenyum .

"Sukses Nyonya....Pras sangat gembira saat ini , dia berencana mentraktir teman-temannya semua Sabtu ini . Apakah Nyonya berencana ikut serta?" , tanya Deri .

"Aku sudah berjanji pada Andrew , bahwa akhir pekan adalah miliknya Deri . Lagi pula aku tak tertarik sama sekali dengan semua itu . Yang terpenting bagiku semua rencanaku lancar dan kamu harus memastikan itu " .

Deri mengangguk yakin mendengar semua kata-kata Emi .

***

Andre tersenyum pada wanita yang tengah duduk di hadapannya itu .

"Asti...kamu pasti tak tahu kenapa aku mengundangmu untuk makan malam saat ini " . Asti mengangguk ragu .

"Tenang saja , aku hanya akan menanyakan beberapa hal , karena ini menyangkut kebahagiaan orang yang aku cintai " .

"Sebaiknya kamu langsung saja mengatakan pokok permasalahannya " , ucap Asti .

" Ahhhh...begitu? Apakah aku harus langsung menanyakannya saja..."

"Aku gak suka basa-basi " , tukas Asti tajam membuat Andrew mengangguk dan tersenyum .

" Baiklahhh.......pertama aku ingin menanyakan motif apa yang membuatmu mengenalkan Pras dengan Kinanti ?" . Mendengar kedua nama itu disebut , mata Asti melebar dan tampak terkejut , sepertinya dia tak pernah mengira akan mendapati pertanyaan ini dari seseorang yag sama sekali dikenalnya .

"Karena reaksimu inilah seharusnya aku tadi berbasa-basi" , Andrew menghela nafas seperti menyesal .

"Kenapa pula kau membuat Pras seakan mati?Membuat Kinanti hidup dalam luka lama yang membunuh dirinya sendiri dengan perlahan?Apakah kamu tak pernah mendengar kata-kata bahwa dunia ini sempit selai sebenarnya?" , desak Andrew . Asti tetap diam tak bergeming mendengar semua itu sebelum memejamkan mata sejenak dan akhirnya menjawab .

"Aku mengenalkannya , karena ingin menarik hatinya...hanya dia penghalang pernikahanku dengan Rama , adiknya . Awalnya Pras bersedia membantuku meraih hatinya , dan mendekatinya agar setidaknya merubah pendapatnya tentangku " .

"Tetapi kemudian Pras pun ketakutan melihat harapan Kinan yang besar sekali terhadapnya . Hingga dia memilih mundur , dan aku mau tak mau harus membuatnya seolah mati . Dan aku pun tak bersama dengan Rama lagi " .

Andrew menggeleng mendengar penjelasan Asti , tak percaya akan alasan bodoh yang didengarnya baru saja .

" Cinta benar-benar bisa membuat orang bertindak bodoh . Sekarang karenamu Kinanti berubah , dia yang terluka karena kehilangan memilih hidup terpisah dari keluarganya , agar mereka tak melihat kesedihannya . Dan sekarang kamu juga membuat hidup Pras akan menderita , karena Kinanti akan membalaskan semua rasa sakitnya pada pria itu " .

"Apa?" , tanya Asti tak percaya .

" Ya...dia sedang menghalalkan segala cara untuk melukai Pras , dan kali ini takkan ku ijinkan kamu mendekatinya lagi . Kamu hanya cukup tahu hal ini , tapi jangan pernah mengacaukan segala rencana Kinan . Hanya aku yang memiliki kesempatan terakhir untuk mengobati lukanya " , Andrew mengingatkan Asti dengan pandangan mengancam .

"Jangan ikut campur urusan kami lagi , dan sebaiknya kamu berdoa . Pras dan Kinan tidak akan hancur!" , Andrew lalu bangkit dari kursinya dan meninggalkan Asti sendiri , duduk terdiam di mejanya .

**

" Hai........kapan kamu sampai Ems?" , tanya Andrew saat mendapati istrinya di dapur rumahnya .

" Sejam yang lalu , kamu kemana sih sampai gak pakai Pak Sulis buat nganter kamu ?" , tanya Emi penasaran .

" Ahhh...istriku ini ternyata kangen padaku , diam-diam kamu kehilangan karena tak mendapati aku di rumah kan?" , godanya . Emi tersenyum kecil tanpa menjawab dan tetap sibuk dengan masakannya dan itu membuat Andrew memeluk Emi dengan erat dari belakang .

"Andrew" , tegur Emi .

"Apa...aku hanya kangen denganmu Ems...." , ucap Andrew membela diri .

"Lepasin aku.....sebaiknya kamu mandi dan ganti baju sana kalau masih mau makan malam denganku " , nada suara Emi terdengar menancam membuat Andrew mau tak mau tertawa kecil lalu mencium pipi istrinya itu dan bergegas pergi ke kamar mereka sebelum mendengar....

" ANDREWWWWW......." , teriak Emi .

*

Asti yang berjalan gontai menuju rumahnya tampak kehilangan harapan dan pikiran . Dia benar-benar menyesali semua hal bodoh yang dilakukannya dulu . Semua hal bodoh yang tak membuahkan hasil apa-apa , dan kini dia malah membahayakan kehidupan Pras . Dia benar-benar cemas sahabatnya itu akan terluka lebih dalam dari pada luka yang dia beri untuk Kinan . Padahal melihat Kinan hampr gila seperti itu membuatnya juga hampir gila dan menyesali semua kebodohannya itu .

"Aku harus memberi peringatan untuk Pras..." , gumamnya seperti tersadar lalu bergegas meraih ponselnya dan memutar nomor telepon Pras . Nadanya tersambung....tetapi tak diangkat sama skali hingga hanya pesan voice mail yang didengarnya . Tapi hanya itu cara untuk mengingatkan Pras .

" Pras...kamu dimana ? Aku harus......." , belum selesai Asti meninggalkan pesan untuk Pras , seseorang sudah membuatnya pingsan dan membawanya pergi dari situ dengan sebuah mobil .

-dinar-131212-

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun