ADA yang senantiasa menggelitik sebenarnya dalam berinteraksi di Kompasiana ini. DUDUL. Pasti Anda pernah membaca atau mendengar kata itu kan? Itu kata yang akrab di mata dan telinga para kompasianer, terutama kompasianer angkatan Negeri Ngotjoleria (angkatan tua di Kompasiana.
Hahahah...). Saya sendiri pertama kali kenal si Dudul ya dari Kompasiana ini. Sejak awal
ngompasiana, saya merasa kata ini bagai teman lama yang memiliki kembaran dengan kata DODOL.
Hahaha.. Kalau kata "dodol" selalu diasosiasikan dengan "telmi", "lola" atau kasarnyaa "bego", "bodoh", "tolol", ya pastilah asosiasi untuk kata kembarannya si Dudul itu sama juga. Iya, konotasinya memang negatif. Tapi entah kenapa terbaca dan terdengar asyik sekali. Iya kan? ;D
KEMBALI KE ARTIKEL