Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Sepenggal Kisah dari "Rumah Anak Madani"

10 Februari 2010   22:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:59 662 0
Sebuah SMS dan sebuah panggilan tak terjawab. Duh, kebiasaanku...seringkali tak sengaja mengabaikan bunyi-bunyi dari HPku ini. Terkadang karena keasyikan online, terlalu menikmati berkomunikasi dengan teman-teman melalui dunia maya. Kubuka SMS dan kubaca, "Maaf, ini nomor kak Nisa..?," Nomor tak dikenal dan tanpa meninggalkan nama pengirim. Dikirim 2 jam yang lalu. Kubalas sajalah, mungkin teman lama. Tapi kata "kak" membuatku menerka-nerka sosok sang pengirim. Adik kelasku kah? Junior di kampusku? Adik sepupuku? Ahh... "Maaf juga...ini nomor siapa ya?" Tak menunggu lama, SMS itu berbalas. Kubuka dan kubaca, "Ini Sarah kak..." Deg. Sarah! Satu-satunya nama Sarah yang dekat denganku adalah dia. Ingatanku langsung tertuju pada sosok gadis remaja berjilbab dan berkulit hitam manis. Badannya lebih tinggi sedikit dariku dan agak gempal. Senyumnya manis dan kalau berbicara suaranya lembut sekali. Ini pasti nomor barunya lagi. Syukurlah, aku hampir saja kehilangan kontak dengannya. Ingatanku kembali lagi ke masa hampir 3 tahun yang lalu. Pertama kali bertemu Sarah adalah saat aku bersama teman-teman kuliahku mengunjungi Rumah Anak Madani atau disingkat RAM, yang merupakan asrama khusus bagi anak-anak korban tsunami Aceh dan Nias. Kami ke tempat itu dalam rangka tugas kuliah, mengambil kasus untuk pemeriksaan psikologis. Satu orang diwajibkan mengambil dua kasus, dan salah satu kasus yang kuambil datanya adalah Sarah.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun