Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Bom Melonz 3

29 Juli 2010   06:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:31 39 0
Lama juga ga mengikuti perkembangan terkini.. harusnya otak ini terasah dengan diskusi, bacaan dan berita paling update yg lagi ini.. Namun lagi2 harus kuakui kesibukan dan amanah di sana sini cenderung membuatku kurang terperhatikan masalah yg cukup urgen ini.. whuaaaaaaaaaa..
*lebay mode on*

haha.. tau2 ada heboh berita ttg teror gas elpiji, ku naon aya teh?
gas elpiji yang berisi 3 kg itu katanya telah menyebabkan sedikitnya 33 ledakan dan tak ayal korban nyawa pun berjatuhan. tuing2.. innalillahi..

belum searching dah sejauh mana parahnya.. tapi dr berita2 yang ada.. pemerintah bandung n bbrp daerah sekitarnya di pula jawa tlh menarik jutaan tabung gas elpiji yang bermasalah.. tuu kan.. bikin kebijakan aneh siih.. tapi masa solusinya ditarik doank dr peredaran??

sedangkan gara2 itu kebijakan amburadul itu.. rakyatnya tewas, cacat seumur hidup, rumahnya hancur, terbakar, dll.. apakah cukup dg diasuransikan dan diberikan sejumlah tunjangan ?? hohoho... kaga cukup, duhai bapak presiden

kita masih ingat bagaimana pmerintah dulu begitu kekeuhnya "memaksa" rakyat utk mngikiti kbijakan melakukan konversi dari minyak tanah ke gas elpiji... dengan sosialisasi yang 'me-anduh2 banar' (nah.. am takaluar jua banjar kalua-nya,,, he3).. sakalinya dibunguli pamarintah pian2 sabarataan..
busyeet dah.. ane aj ampe kaget klo harga minyak tanah di jawa harganya ampe 9ribuan per liter

miris, nyawa rakyat seolah ga ada harganya.. buat rakyat koq coba2, Pak! pemerintah kudu tanggung jawab tuuh.. karena mereka lah pelayan umat ini.. merekalah yg mengeluarkan kebijakan ini.. pemerintah wajib melindungi kehidupan rakyatnya. walaupun sebenarnya ledakan itu akibat adanya pihak ketiga yang mencurangi tabung gas bukan oleh pemerintah, teteeep pmrth harus tanggungjawab.. karean mereka diangkat untuk mnjadi mengurusi masalah umat.

Justru karena faktanya memang bukan pemerintah yang menjadi pihak ketiganya, bukan pemerintah yang membuat tabung palsunya, bukan pemerintah yang membuat regulator dan selang yang tidak sesuai dengan standar nasional Indonesia (SNI), bukan pemerintah yang melakukan penyuntikan gasnya, bukan pemerintah yang tidak paham cara menggunakan kompor gasnya, maka pemerintah harus bertanggung jawab menyelesaikan masalah ini.

Trus, kudu gimna donk???

Menurut, Ust Is.. (yuhuu.. bliau bentar lagi mo ke banjarmasin..), solusi tuntas seharusnya yng diambil oleh pemerintah utk mngatasi teror gas melon ini.. mereka kudu mngambil langkah2 di bawah ini:

Pertama, semua tabung harus dipastikan berkualitas cukup baik. Bukankah semua tabung gas itu tidak mungkin bila tidak melalui Pertamina semua? Semuanya pasti melalui Pertamina. Jadi itu saat yang tepat untuk memastikan kualitas tabungnya.

Kedua,harus ada pengawasan yang berjenjang dari pemerintah. Tabung didistribusikan oleh distributor. Maka pemerintah harus memastikan bahwa distributor tersebut menjaga kualitas tersebut. Dari distributor kemudian beralih ke pengecer pengecerpun harus menjaga kualitas tersebut, artinya harus ada pengawasan berjenjang dari pemerintah hingga sampai konsumen. Supaya pemerintah tahu siapa yang jadi pihak ketiganya itu.

Ketiga, perlu ada edukasi massal kepada rakyat untuk pemakain gas yang aman. Hal itu dilakukan dari rumah ke rumah melalui RT atau RW, karena kalau hanya lewat televisi itu hanya satu arah tidak dapat dialog.

Keempat, pemerintah harus mengusut dan menghukum dengan keras dan tegas siapa saja yang kedapatan melakukan kecurangan atau menyuntik gas, memalsukan selang dan lainnya yang disebut sebagai pihak ketiga itu.

Kelima, segera menyantuni mereka yang menjadi korban atau terkena musibah penggunaan tabung gas itu. Baik korban yang termasuk peserta asuransi konfersi gas 2007 maupun yang tidak.

Hohoho.. setuuju, Pa Ustadz..

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun