tapi nafasnya sibuk merapal mantera,
mencari belahan jiwanya dalam belantera malam.
"Dimana kau, wahai pemilik mimpi-mimpiku. jangan kau menghilang. Aku tak mau terjaga dalam pekat dosa dan duka, sendirian.."
Lelaki itu tertunduk kaku,
jemarinya mengais-ngais tanah,
ia coba melukis mimpi baru dalam gelap,
ia malah temukan luka,