Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Ketidaknetralan dan Pelanggaran Etika dalam Pilkada 2024:Kecurangan, Penyalahgunaan kekuasaan, dan Hilangnya Nilai Akhlaq Tasawuf

3 Desember 2024   14:29 Diperbarui: 3 Desember 2024   14:36 103 0
            Pilkada 2024 seharusnya menjadi momen penting untuk memilih pemimpin daerah yang akan memajukan negara ini dengan kejujuran, netralitas, dan kepemimpinan yang berintegritas. Namun kenyataannya, pilkada kali ini lebih banyak menampilkan pelanggaran etika politik, kecurangan, dan penyalahgunaan kekuasaan. Di sinilah ketidaknetralan pejabat negara dan berbagai pelanggaran hukum terjadi, yang tak hanya merusak kepercayaan publik, tapi juga menodai prinsip dasar demokrasi. Penting untuk dicatat bahwa dalam Tasawuf, nilai-nilai seperti kejujuran, amanah, dan ikhlas menjadi landasan dalam setiap tindakan, termasuk dalam politik. Kejujuran yang seharusnya menjadi kompas dalam menjalankan tugas negara kini terasa kian langka, tergantikan oleh strategi politik yang lebih mengutamakan kekuasaan daripada kebaikan bersama. Nilai-nilai Tasawuf menekankan pentingnya kejujuran (sidq), amanah, dan ikhlas dalam setiap tindakan, terutama dalam kepemimpinan. Dalam konteks pilkada ini, para pemimpin yang seharusnya memegang prinsip-prinsip tersebut malah banyak yang terjerumus dalam politik uang, manipulasi, dan tindakan yang merusak integritas mereka. Ketika akhlaq diabaikan dalam dunia politik, kita tidak hanya kehilangan arah moral, tapi juga menghancurkan harapan akan demokrasi yang jujur dan bersih.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun