Mohon tunggu...
KOMENTAR
Money

Pemuda Indonesia Jangan Mau Jadi Pegawai!!

28 Oktober 2011   13:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:22 631 0


"untuk apa kita sekolah?? untuk apa kita menghabiskan waktu bertahun-tahun duduk di bangku kuliah??". seperti itulah pertanyaan yang sering muncul dari diskusi lepas antar mahasiswa sambil meratapi membayangkan masa depan yang terlihat abu-abu. kemudian pasti akan ada celoteh "supaya bisa mendapatkan pekerjaan yang layak ketika lulus nanti". terlihatlah dengan jelas mentalitas pemuda (mahasiswa) Indonesia saat ini, mentalitas "mendapatkan pekerjaan" bukan mentalitas "memberi pekerjaan".

kenapa harus mendapatkan pekerjaan?? apakah perjuangan empat, lima bahkan lebih banyak tahun di perguruan tinggi hanya demi pekerjaan?? apa bedanya sarjana dengan pemulung yang tidak berpendidikan?? bahkan mungkin pekerjaan memulung lebih "bebas" dan "halal" dibanding pekerjaan-pekerjaan sang sarjana. sangat disayangkan perjuangan yang memang tidak mudah untuk mendapatkan sebuah ijazah kesarjanaan hanya dijadikan sebagai pelengkap berkas untuk melamar pekerjaan di perusahaan-perusahaan yang sepertinya menjadi impian jutaan pemuda-pemudi Indonesia.

Lalu harus apa?? bagaimana cara mendapatkan uang? ya uang!! uang adalah hal penting saat ini, mungkin sangat penting. kemudian mari kita renungkan hubungan uang dengan mendapatkan pekerjaan. secara logis, untuk menjadi seorang yang berduit dalam arti lebih dari orang lain tentunya uang tersebut bukan berasal dari orang lain (gaji, red). bagaimana bisa seorang karyawan memiliki uang lebih banyak dari atasannya? "bisa!! ya korupsi". mungkin itu yang ada dalam pikiran segelintir oknum yang tidak puas dengan penghasilannya sebagai pegawai, tapi banyak juga orang-orang berpikiran jernih yang kemudian menjawab "ya, saya bisa lebih dari dia (atasan, red).  saya akan membangun bisnis saya sendiri!". nah, anda pasti sudah bisa menebak akan kemana arah pembahasan ini. ya, berdaganglah jadilah pedagang.. sebuah nasehat klise yang mungkin sudah terlalu sering anda dengarkan, tapi bukankah suatu hal menjadi klise karena memang telah terbukti kebenarannya?:)

Kenapa harus berdagang? mungkin kata berdagang agak membuat anda risih. ya, memang tia agak mengalami pengikisan makna kearah negatif akhir-akhir ini seiring kekecewaan terhadap sistem kapitalis. tapi bukankah menjadi pegawai pada perusahaan-perusahaan besar yang kebanyakan milik pihak asing malah berarti mendukung kapitalisasi pihak asing atas kekayaan Indonesia? tau kah anda betapa "terpuji"nya menjadi pedagang, merekalah yang menjalankan roda ekonomi, merekalah yang menciptakan pemerataan pendapatan, dan mereka juga yang mempertahankan negara ini dari penjajah-penjajah ekonomi.

Akan ada stigma seperti ini ketika kita ingin memulai bisnis sendiri:


  • berdagang itu butuh modal. Fakta: kita punya modal yang cukup (tekad, akal, dan tenaga).
  • sudah terlalu banyak pedagang. Fakta: menurut Ciputra hanya sekitar 0,18% saja penduduk Indonesia yang menjadi pedagang, padahal untuk menjadi negara yang maju kita paling tidak harus punya 2% pedagang dari seluruh jumlah penduduk.
  • berdagang itu penuh risiko. Fakta: pada dasarnya semua pekerjaan memiliki risiko, dalam berdagang hal yang paling menakutkan adalah kebangkrutan, tapi bukankah  jika menjadi pegawai juga memiliki risiko finansial yaitu kekurangan uang karena gaji yang kecil.
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun