Beberapa waktu kemudian kedua anak itu terpaku diam, saling pandang satu sama lain tanpa sepatah katapun. Berulangkali mereka menelan air liur agar tidak menetes keluar, takjub seakan tidak percaya dengan pemandangan di hadapan mereka. Paha dan dada yang menggoda.
“Kok masih diam, ayo digarap.”
“Bingung Paman darimana memulainya.” Jawab anak yang bertubuh gempal.
“Iya Paman, sebaiknya mana yang lebih dulu?”
“Sebaiknya segala sesuatu awali dan niatkan dengan hati, bila kalian sudah dapatkan hatinya bisa jadi akan dapatkan paha dan dadanya juga.”
Kedua anak itu mengerutkan kening lalu secepat kilat menyambar hati diantara paha dan dada dalam piring di hadapan mereka.
“Ayo dihabiskan, itu ayam organik lebih enak dan lebih sehat.”
Tembilahan, 10 Mei 2013