Mendengar penjelasannya, lantas kutanyakan “Apa sebenarnya tujuan dari mendaur ulang kertas?”. Dia terdiam lalu menggelengan kepala. Katanya membuat kertas daur ulang hanya untuk memenuhi tugas dari guru agar mendapatkan nilai tinggi. Saat kutanya lebih jauh, dengan polos dia mengatakan gurunya tidak pernah menjelaskan apa tujuan sebenarnya dari mendaur ulang kertas. Kesalahan pemahaman membuat tujuan dari daur ulang tersebut tidak efektif.
Pelajaran mendaur ulang seperti ini biasanya termasuk dalam pelajaran muatan lokal. Dari yang pernah saya rasakan dan lihat selama ini, kebanyakan guru hanya memberikan tugas dan menilai hasil jadi dari tugas yang diberikan tanpa melakukan penilaian pada proses pengerjaan tugas tersebut. Sehingga kebanyakan siswa memilih cara instan demi mendapatkan nilai dan mengabaikan tujuan dibalik pelajaran tersebut.
Untuk membuat pelajaran tambahan seperti ini menjadi lebih efektif, guru perlu memberikan pemahaman pada siswa tentang kewirausahaan/ interprenuership dan untuk apa sebenarnya pelajaran itu diajarkan. Berikut ini saya coba mengulas beberapa kegiatan yang sering menjadi materi pelajaran tambahan di sekolah yang dapat mendatangkan uang tambahan.
1. Mendaur ulang
Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru. Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk / material bekas pakai, dan komponen utama dalam manajemen sampah modern dan bagian ketiga adalam proses hierarki sampah 3R (Reuse, Reduce, and Recycle)
Dari hasil daur ulang dapat dioleh menjadi barang-barang yang lebih bermanfaat. Merndaur ulang kertas misalnya, hasilnya dapat dibuat menjadi berbagai kerajinan dan souvenir yang bernilai ekonomis dan tentunya dapat dijual. Tidak hanya untuk memenuhi tugas belajar.
2. Belajar membuat telur asin
Telur asin adalah istilah umum untuk masakan berbahan dasar telur yang diawetkan dengan cara diasinkan (diberikan garam berlebih untuk menonaktifkan enzim perombak). Membuat telur asin bukanlah hal yang sulit, asalkan mengetahui cara pembuatannya. Biasanya tugas seperti ini diberikan sebagai tugas kelompok selanjutnya guru meminta setoran (tugas, red) telur asin baik yang sudah matang atau mentah dalam jumlah tertentu. Cobalah membuat lebih banyak dari yang jumlah setoran (tugas, red) yang diminta lalu titipkan ke warung atau kantin sekolah untuk dijual. Pelajaran tambahan yang menghasilakan uang tambahan. Jadi tidak perlu lagi membohongi guru dengan telur asin yang dibeli dipasar untuk mendapatkan nilai.
3. Mengolah Sampah Organik menjadi Kompos
Kegiatan ini sama pentingnya dengan mendaur ulang, karena tujuannya hampir sama yaitu untuk mengatasi permasalahan sampah. Pernah saya lihat disebuah sekolah, banyak terdapat bak-bak komposter ukuran kecil disetiap halaman kelas sebagai media belajar membuat kompos. Sayangnya siswa-siswi melakukannya setengah hati, hal ini terjadi karena mereka tidak memahami dan merasakan dampak ekonomisnya dengan baik. Bila hal ini dilakukan dengan benar, kompos yang telah jadi selain digunakan pada tanaman selebihnya dapat dikemas untuk dijual. Rancanglah kemasan yang menarik selain dapat meningkatkan daya jual juga dapat meningkatkan pamor kamu sebagai pelajar kreatif.
4. Tugas Mengarang di terbitkan jadi Buku
Setiap orang yang sekolah tentu pernah mendapat tugas mengarang. Umumnya ini adalah tugas pelajaran Bahasa Indonesia baik sebagai tugas kelompok atau perorangan. Kemudian naskah karangan yang telah selesai dicetak dalam bentuk buku, satu kelompok mengumpulkan satu buku yang berisi karangan masing-masing anggota kelompoknya. Selama ini sering terjadi, setelah di nilai, naskah karangan ini hanya akan metumpuk di atas meja guru yang bersangkutan atau menjadi koleksi pustaka dan tidak ada yang membacanya lagi. Cobalah berikan sedikit perlakuan pada naskah karangan ini. Pilah dan kelompokan naskah karangan dalam tema tertentu. Setelah terkumpul naskah di edit untuk memperbaiki keselahan penulisan atau kosakata yang tidak tepat. Bahkan sekarang ini sudah banyak penerbit-penerbit indie yang menawarkan jasa editing naskah sebelum dicetak menjadi buku. Tugas tuntas, siapa tahu buku kumpulan tugas mengarangmu jadi best seller.
Ini hanya sedikit dari banyak pelajaran tambahan yang berpotensi menghasilkan uang. Tentunya hal ini akan berjalan bila ada binaan dan pendampingan dari guru yang bersangkutan untuk memilih kegiatan yang tepat dan sesuai dengan potensi sumber daya yang ada di lingkungan sekitar, mudah serta murah untuk dimanfaatkan. Sehingga tidak hanya sekedar memenuhi tugas untuk mendapatkan nilai. Mari lakukan sekarang juga! []
Tembilahan, 29 Desember 2012 15:29