Selamat pagi Pak, semoga surat ini sampai ke Bapak dalam keadaan jernih. Perkenalkan saya salah satu diantara jutaan pendukung dan pemilih Bapak untuk menjadi presiden RI.
Bila diflashback kembali, saat itu kami begitu antusias mendukung Bapak, tiap hari ikut kampanye, lupa makan, tidur bahkan kerja. Rasionalitas kami abaikan, hubungan dengan teman dan keluarga menjadi kacau balau karena perbedaan dukungan. Dan bahkan banyak cerita yang membuat kami merinding mendengarnya, misalnya ada seorang nenek yang dengan susah payah menggunakan tongkat untuk datang ke TPS hanya untuk memilih Bapak, ada lagi seorang pasien liver tahap akhir di rs pantai indah kapuk dan berkata kepada dokternya : "dok, beri saya obat untuk dapat bertahan sd 9 juli untuk ikut pilpres dan coblos jokowi", wow padahal hanya 1 suara ! dan tentu Bapak masih ingat bagaimana kiai Nanang Ma'soem meninggal di pangkuan Bapak dengan mengacungkan salam 2 jari? dan masih banyak sekali cerita nyata yang kami lihat dengan mata kepala sendiri yang menggetarkan jiwa melihat semangat mereka mendukung Bapak. Apakah Bapak MASIH merasakan getaran semangat akan harapan baru itu? ataukah getaran sudah memudar?
Banyak orang mengejek kami sebagai pemuja nabi palsu, presiden setengah dewa, penipu ulung dan serangkaian ejekan lain yang kami terima dengan mengelus dada. Dengan keadaan tercekik karena kebijakan yang tidak disertai pengendalian harga barang pokok secara maksimal, kami tetap percaya kepada Bapak bahwa ini semua demi kebaikan rakyat jangka panjang.
Kami bukan pemuja Anda Pak. Kami pemuja harapan baru yang Pak Jokowi bawa. Saat itu kami melihat Bapak sebagai sosok orang baik bila kami meminjam istilah Pak Anies Baswedan yang sedang berjuang untuk masuk pemerintahan demi rakyat, dan kami mendukung mati-matian agar orang baik ini menjadi presiden. Karena itulah kami bukan seperti pemuja lainnya yang selalu membenarkan pujaannya, tetapi selalu kritis mengawal pemerintahan, karena kami menyadari betul sayang harus lebih banyak diterjemahkan dalam masukkan dan kritik.
Tetapi harapan baru itu sekarang menghadapi ujian besar..
Pak Jokowi, puluhan orang menulis surat terbuka seperti yang saya lakukan saat ini, puluhan ribu membuat petisi, puluhan ribu lainnya menuliskan komentar di sosmed dan online media, dan jutaan orang bahkan yang di pasar-pasar membicarakan tentang calon kapolri. Sudahkah suara dan jeritan kami sampai ke Bapak? Bersediakah Bapak mendengar?
Kami memahami masalah calon kapolri ini kompleks dan serba salah, karena Bapak membutuhkan dukungan di DPR agar pemerintahan berjalan, dan bila Bapak membuat koalisi Bapak marah, maka akan rumit jadinya. Mungkin saja ini serangan politik atau permainan si a, b,c dan puluhan kemungkinan lainnya.
But the game is over Mr President..
Permainan telah usai saat status tersangka diumumkan ! kalah menang, semuanya sudah usai. tidak ada lagi yang bisa dilakukan kecuali menerima kenyataan sudah usai ini, membuat keputusan, dan melanjutkan untuk pertarungan berikutnya.
Sesuatu yang kami kira sudah usai, ternyata menjadi tidak mudah ketika semua orang di dekat Bapak tetap ngotot lanjut sehingga semalam Bapak belum bisa memutuskan. Saya ingin mengatakan dengan jelas Pak :
Orang-orang yang DENGAN SENGAJA mengorbankan presiden sendiri, partai sendiri, konstitusi dan karakter bangsa hanya untuk seorang calon kapolri, benarkah mereka orang-orang yang patut Bapak perjuangkan?
Negara kita akan hancur moralnya, karena status tersangka dan terdakwa ternyata sebegitu terhormatnya SAMPAI seorang presiden tetap memperjuangkannya dan lebih memilih untuk mengorbankan rakyat !
Anda ingat Pak, ketika Pak BG mengatakan KPK membunuh karakter dia? dengan tetap memaksa melanjutkan pelantikan Pak BG, Bapak telah membunuh HARAPAN dan karakter kami semua bangsa indonesia khususnya pemilih Bapak ! Kami tidak akan pernah bisa berharap lagi kepada siapapun dan kapanpun, kami akan sulit percaya, harapan kami akan masa depan menjadi abu-abu karena apa?
karena ternyata yang dkatakan orang baik saja tetap TEGA mengorbankan rakyatnya demi kepentingan politik. Lalu masih adakah harapankah perpolitikan di Indoensia, masih ada harapankah bangsa ini? dan masih patut diperjuangkankah orang baik ini?
Kami memahami azas praduga tidak bersalah, mungkin saja nanti hasilnya tidak bersalah. atau alasan-alasan lain dari koalisi Bapak untuk menyelamatkan calon kapolri. Berilah kesempatan Pak BG fokus membuktikan dirinya tidak bersalah dan biarlah dia menjadi "pahlawan" dalam proses politik dan pemberantasan korupsi yang keras ini demi kepentingan yang lebih luas yaitu bangsa.
Tetaplah berjalan dengan etika, sesuai konstitusi, konsisten dan seperti yang Bapak pernah katakan, jangan pernah punya kepentingan selain rakyat.
Jangan kuatir kehilangan pendukung dari koalisi Pak, mereka mendukung hanya demi kepentingan kelompok. Kuatir dan takutlah bila dukungan rakyat dan Tuhan dicabut !
Jangan bunuh harapan kami Pak... Jangan bunuh karakter dan hidup kami. Kami berdoa Tuhan memberikan kekuatan dan kemudahan kepada Bapak dalam mengambil keputusan dan semoga surat ini bukankah surat terakhir yang ditulis untuk Bapak karena kekuatan harapan itu telah mati.. amin..
Rakyatmu