Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Nasehat Mengharukan kepada Mahasiswa 20 Mei Besok

19 Mei 2015   17:22 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:49 290 0
14 Maret 2015, Dosen saya di Undip menulis sebuah nasehat kepada seluruh mahasiswa indonesia. Nasehat yang sangat menyentuh. Apalagi, ditengah sungguh emosionalnya hati saya membaca di media sudah ada sejumlah BEM diberitakan mundur dari aksi 20 Mei 2015 hanya sebab 'nasi bungkus' semata.

Silakan, kalau masih punya hati wahai kau MAHASISWA, renungi baik baik, nasehat dari pak Akung ini:

Mahasiswa, Kalian Di Mana???

Kapada pewaris peradaban, yang telah menggoreskan

Sebuah catatan kebanggaan di lembar sejarah manusia….

Dik, boleh aku berkisah kepadamu?

Tentu bukan kisah 1908 tentang Dr. Soetomo yang telah lampau

Bukan pula kisah lama 1928 tentang sumpah pemuda yang mulai kita lupakan itu

Atau kisah patriotik 1945 tentang proklamasi dan perang kemerdekaan yang kini terasa usang…

Ijinkan saya hanya bertutur kisah tahun 1966 tentang Tritura dan Ampera….Belum terlalu jadul bukan???

Mengertikah engkau makna ceceran darah di jaket kuning Arief Rahman Hakim…

Ijinkan pula saya bercerita tentang kemaren sore. Ya, 1998 itu seakan baru kemarin sore.

Tidakkah kalian tahu, betapa banyak senior kalian yang bertumbangan di Semanggi

Berikhtiar membela rakyat, menegakkan reformasi?

Dik

Bolehkah aku beritahu,

Negeri tidak dicita untuk lucu-lucuan

sebagaimana stand up comedy yang kalian gandrungi

Indonesia tidak semestinya dikelola dengan cengengesan

Karena ia diperjuangkan dengan sepenuh hati

dengan darah, air mata, jiwa dan raga para pahlawan kita

Mahasiswa, kalian di mana?

Ketika subsidi BBM dibegal entah ke mana

Mungkin dialihkan ke BUMN yang tengah dahaga

Atau ke gedung DPR untuk jatah parpol berpesta

Tinggallah minyak yang kapan saja bisa naik harga

Rupiah tumbang kehilangan keperkasaannya

lalu kalian masih bicara semua baik-baik saja…

Mahasiswa, kalian di mana?

Ketika banyak orang diperdaya pencitraan

Ketika hukum dinista dengan benderang

Ditafsirkan sekenanya untuk beroleh kekuasaan

Bukan berpihak pada kebenaran

Para penegaknya disandera dan diadu laiknya domba

Lihatlah betapa KPK disandera, diperdaya dan dilumpuhkan

Mahasiswa, kalian di mana???

Ketika harga-harga melambung tak terkira

Dari beras hingga tarif kereta

Dari listrik hingga pajak yang mencekik

Dari materai hingga cabai, pun pula petai

Semua seolah berlomba untuk berganti harga…

Dik…

Bagaimana kalian tetap gembira menimba ilmutatkala rakyat kalian menimba lara???

Bagiamana kalian bisa tanpa gundah kuliah, sedang rakyatmu tengah berkalang resah??

Bagiamana kalian bisa tanpa resah kuliah, sedang rakyatmu tengah berkubang gundah???

Sungguh kami tak mengerti, karena kami tak pernah ajarkan itu kepadamu….

Dik…

Tidakkah engkau tahu….

bahwa negara mensubsidi ongkos kuliahmu?

Tidak bolehkah aku beritahu ….

bahwa rakyatmu lah yang mensubsidi sekolahmu

lewat pajak yang sebagian lalu dikorupsi berjamaah itu

Ya, pajak yang dibayarkan dengan terengah2, dalam sengal nafas kaum papa..

Dalam duka kaum miskin yang kian terhimpit harga-harga yang melangit….

Dalam rintih yang melirih, karena meraka tidak tahu kemana mesti mengadu(h)

Dik…

Apakah jalan terjal kuliah itu membuat idealisme kalian lantas punah???

Apakah teori-teori itu lantas membuat hati kalian menjadi mati???

Apakah peliknya skripsi membuat kalian kelu hati???

Apakah deretan angka-angka itu membuat akal sehat kalian binasa???

Apakah kurikulum yang mesti kalian tempuh membuat jiwa kalian menjadi lumpuh??

Apakah diktat-diktat yang tebal itu membuat otak kalian justru menjadi bebal???

Apakah sibuk mengejar nilai itu membuat kalian lantas kehilangan sistem nilai dan jati diri???

Apakah tugas-tugas yang besok mesti terkumpul itu membuat otak kalian menjadi tumpul???

Dik…

Lalu, kalian bertumbuh menjadi generasi rapuh

Belajar berdiskusi perihal rakyat di kafe-kafe yang mewah

Belajar problem solving di tengah hingar bingar musik diskotik yang hedonis

Belajar soal kebangsaan di mal-mal kota yang kapitalis

Belajar perihal cinta bangsa dari drama-drama korea yang sok romantis

Belajar nasionalisme sekedar dari menyusuri luasnya lapangan futsal

Dik,

Indonesia kembali memanggilmu

Rakyat kembali merindumu

Nusantara mendamba hadirmu

Pertiwi mengundang baktimu

Dik,

Kalian tidak lagi berperang angkat senjata

Kalian tidak berperang melawan Belanda

Tapi, sempatkan sedikit waktu untuk belajar berperang

belajarlah tentang perang asimetrik

Ketahuilah bahwa negeri ini diincar dari segala penjuru

bukan sekedar belajar peran-perangan ala Clash of Clans itu

Dik

Sempatkan diri untuk lebih serius berlajar

Belajarlah berempati pada rakyatmu yang tengah kesrakat

Bukan sekedar bermain PS empat

Belajarlah cerdas berorasi

Bukan sekedar hingar-bingar musik pensi

Belajarlah tajam menganalisis

Bukan sekedar berfoto narsis

Belajarlah tampil menginspirasi

Bukan bangga dikerjai jadi penonton acara live di studio TV

Dik,

Bagaimana kalian akan bertumbuh menjadi pribadi kebanggan bangsa

jika kepada dosenmu kalian telah tanggalkan etika dan tatakrama

Bagaimana kalian akan bertumbuh menjadi mahasiswa juara,

jika bangunmu masih saja kesiangan karena begadang nonton bola...

Bagaimana kalian akan menjadi hebat jika kalian telah tanggal semangat

Bagaimana akan menjadi benteng kokoh rakyat jika hatimu masih saja rapuh

Bagaimana pula menjadi pembela jika hatimu masih saja lara tersebab asmara

Bagaimana kalian akan menjadi mahasiswa dengan prestasi kemilau jika hatimu masih saja galau

Dik….pintaku

Kenakan kembali jas almamater kebanggaanmu

Apapun warnanya, bersatu padulah

membisikbangun kekuatan moral intelektual

Buang jauh-jauh tongsismu

Kantongkan sejenak gadgetmu

Bubarkan klan CoC mu

Tanggalkan PS mu

Campakkan PB mu

Tinggalkan medsosmu

Shutdownkan games online mu

Sesaat saja….kali ini saja….

Senyampang masih ada waktu,

Kenakan jas almamatermu

dengan bangga dan sukacita, apapun warnanya

Dik,

Jaga amanah Tuhan bernama status muliamu sebagai mahasiswa

Karena ia tidak Tuhan sematkan pada semua manusia

Ingatlah bahwa agen of change bukan sekedar mantra-mantra berbusa

Social kontrol bukan sekedar soal omong kosong yang tolol belaka

Iron stock bukan sekedar cerita gagah-gagahan yang dusta

Cerdas cendekia bukan bukan di otak semata, tetapi di laku yang mulia

Dik,

Cerdaslah, pandailah, kritislah, bijaklah dan beranilah!!!

Toyor pemerintahmu jika kalap menaikkan pajak dan upeti

Tegur pemerintahmu jika mereka merampok dan membegal kekayaan negeri ini

Tampar pemerintahmu jika mengobral kekayaan negara kepada kapitalis asing….

Bela rakyatmu, bela negaramu, bela bangsamu, dan bela tanah airmu…..

Kritisi pemerintahmu jika berlaku tidak amanah, culas dan menipu saudaramu

Berdirilah gagah di barisan terdepan menjaga Indonesia, Anak Muda

Hadapi dengan watak ksatria para penjajah dan para pengkhianat bangsa

Karena, pada pundak kalian lah, kelak negeri ini akan dititpsejahterakan

Di jiwa dan raga kalian, Republik ini akan dipertaruhkan

Mana darah juangmu, intelektual muda ?!?!

Mestinya kalian di sini, Mahasiswa

Membersamai saudaramu, rakyat Indonesia…

Sebuah Celoteh#Mahasiswa, Kalian di mana? #SavemahasiswaIndonesia

(Manusia ½ Dosen, #mantandemonstransembilandelapan)

Achmad M. Akung

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun