Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Replika Malam Secangkir Kopi Buatan Sendiri

17 November 2011   11:28 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:33 83 1

oleh Anjrah Lelono Broto

Ayah pernah melukis taufan juga badai, di pipimu Aiaya

namun kau hanya tertawa lalu memeluk

hingga taufan juga badai itu mereda

seiring musim berlalu tanpa beribu petanda

Ketika Ayah pulang dan jam telah jengah berdentang

masih setia kau sisakan sejengkal peraduan untuk ayahmu

yang capek mengiris mega dan menguliti pualam langit

; ku kecup keningmu dengan matra air mata

hingga istirah berjelaga di pertiga waktu, kau

pegang pipi Ayah, dan seikat bisik kau titipkan

tentang kandang kambing yang kau ingin,

hingga Ayah pusus benak, agar kala kau buka mata

esok hari, inginmu telah tersanding

dan sedikit Ayah lengkap menjadi Ayah Aiaya.

sebagai putri Ayah, Aiaya

kaulah perempuan yang paling mengerti

bahwa hati-hari ayahmu bukan saja untukmu

tapi juga untuk terbukanya hati-hati yang lain

demi mimpi-mimpi kita di masa ke muka.

.......................

Oktober 2011

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun