Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Amore Rama-Shinta Egydia

22 April 2011   09:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:31 45 0
Amore Rama-Shinta Egydia

Oleh Anjrah Lelono Broto

muara era yang riuh b’rmandi benderang

samar menjadi saksi, lingkar lenganmu menjuntai

geliat sintal Manyar Kertoarjo kita susuri

tanpa dendam melenggang

Egydia, jantung waktu tak pernah mati

namun sadari

cinta gelato sejujurnya datang dan pergi.

(Amore, Kakak. Bukan masa semanggi Surabaya.

Bersamamu, beef quesadillas akan hangatkan

sisa waktu kita

di tahun ini.)



lelaki berlayar atau menyimpan jangkar

atas nama cinta, Egydia. rum raisin di bibir pun mengantar

keranda. belgian choc di lidah lempar

lara. bahkan, masara wine akhirnya membakar

jiwa.



(Amore, Kakak. Pernahku melayang terpedaya.

Bersamamu, terulang kembali bukan pinta

malam ini.)

Egydia, fourgere tubuhmu meruap ke udara namun hasrat tetap bertahta

hingga dunia meminjam milik kita

saat aku pengantinmu, dan

kamu adalah pengantinku.

(Amore, Kakak. Bawa aku pergi.

Di ranjang berbusa suite nirwana,

berhentilah bertanya tentang cinta Ken Uma.

Karena hanya gelegak hasrat purbani Rama-Shinta

yang menggenangi muara era ini.)

t’rsibak deras air mata di telanjang dada, Egydia.

pinggang basah penuh peluh, di pelukan bumi Junggaluh

rambutmu masai sungging senyum penuh.

t’ersampai salam lupa Rama lumpuh

saksikan Anjani susuri sungai, mengaduh.

(Amore, Kakak. Tahun depan kita kembali.)

00.01 WIB -- 31 Desember 2010

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun