Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik Pilihan

Indonesia Punya Ahok, Australia Punya John So

27 Oktober 2014   04:04 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:38 2515 27

“Coba lihat....di negara laen mana bisa orang Cina memimpin?”

“Udah bagus, Ahok orang Cina bisa jadi Wagub. Kurang hebat apa demokrasi kita?”

Komentar-komentar ini seringkali kita temui di dunia maya. Hal yang lucu dan menggemaskan mengenai Indonesia adalah bagaimana kita selalu membanggakan diri sebagai bangsa yang multikultur namun di sisi lain, ketika kita melihat etnis/agama minoritas memimpin di suatu wilayah maka kerap kali hal tersebut masih jadi semacam pencapaian yang ruarrrrr biasaaaa....

Nah apakah benar, hanya di Indonesia saja (Selain Singapura dan Tiongkok) dimana Tionghoa yang dianggap minor bisa “bebas” berpolitik? Dan yang paling penting kita disini akan menguak mitos: Benarkah pemimpin dari etnis/kepercayaan minoritas tidak akan lebih mampu membangun dan mensejahterahkan rakyatnya ketimbang pemimpin sesama etnis/seagama?

Sementara Indonesia masih sibuk berdebat halal/haram kepemimpinan seseorang, negara Barat seperti Australia pernah memberikan kesempatan pada seorang warga Tionghoa untuk memimpin salah satu kota terbesar di dunia. Bagi WNI yang bermukim di Melbourne, nama John So mungkin bukanlah nama yang asing. Mantan Lord Mayor ke-102tersebut memimpin kota Melbourne untuk dua buah periode yakni pada 2001-2004 dan 2004-2008.

Lalu apa korelasi menarik antara Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama dan John So? Nah mari kita simak.

1.Sama-Sama Tionghoa Tapi.....

Ya...ini sudah cukup jelas. Tapi ada sejumlah perbedaan. Basuki atau Zhong Wanxie dikategorikan sebagai Tionghoa peranakan karena ia lahir di Belitung, Indonesia. Sementara John So adalah imigran murni kelahiran Hongkong, 2 Oktober 1946. Pada usia 17 tahun, John menginjakkan kaki di Australia sebagai seorang pelajar SMA. Setelah menyelesaikan jenjang Diploma dan Bachelor of Science dari University of Melbourne, John memulai karir profesional sebagai guru fisika SMA. Sisi entrepereneurship sempat membawanya untuk membuka Dragon Boat Restaurant pada tahun 1976.

Andaikata Ahok adalah Tionghoa generasi pertama yang lahir di Cina daratan, apakah ia bisa tetap diterima sebagai pemimpin? Bangsa Cina yang notabene masih sesama bangsa Asia saja masih sering “dikafirkan.”

2.Sama-Sama Yang Pertama / “Minoritas Memimpin Mayoritas.”

Dengan perginya Jokowi ke istana negara, Ahok kini mendobrak sebuah kultur kepemimpinan dimana untuk pertama kalinya orang Tionghoa menjabat sebagai Gubernur Ibukota DKI Jakarta. Sementara itu John So adalah Lord Mayor Melbourne Tionghoa yang pertama.

Keduanya sama-sama berasal dari kaum minoritas dan diberi beban tanggung jawab untuk memimpin berbagai etnik multikultur di kotanya. Di tahun 2001, kala John So naik jabatan, etnis Tionghoa di kota Melbourne saat itu bahkan tidak termasuk dalam daftar 5 imigran pendatang terbesar (Inggris, Italia, Vietnam, Yunani dan Selandia Baru) yang lahir diluar Australia. Meski tidak secara spesifik diketahui berapa jumlah total warga keturunan Tionghoa (lahir di Australia maupun lahir diluar Australia) saat itu, hanya diketemukan 1.8% (59,521 warga) pengguna bahasa Kanton. Kanton sendiri merupakan bahasa yang berasal dari daerah Provinsi Guangdong, Cina Selatan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun