Twuit..twuiit..twuiiit (suara pesan WA). Lalu aku baca apa yang tertulis di dalamnya:
“Di sini mobil beneran menghormati pejalan kaki dan pesepeda. Sampe kita masih di pinggir jalan aja mobil berhenti mempersilahkan kita nyebrang *terharuuu.”
Kekagumannya itu sangat beralasan karena ia membuktikan sendiri betapa aman dan nyamannya bersepeda di Belanda. Pesepeda bak raja yang paling diutamakan kepentingannya, dan selalu didahulukan jika ingin melintas atau menyeberang jalan. Karena asyiknya bersepeda di sana, ia rela menempuh jarak sejauh 20 km bersama sang suami dari Belgia menuju Belanda melewati area pertanian yang subur. “Enak ngepit (bersepeda) di sini..dataar,” imbuhnya.
Tertarik mengetahui arti penting penggunaan sepeda dalam kehidupan masyarakat Belanda, saya pun mencari informasi lebih lanjut. Dan hasilnya sungguh mencengangkan, yang nampak pada catatan di bawah ini:
- Jumlah sepeda di Belanda mencapai 18 juta unit, dibandingkan dengan jpenduduknya yang hanya berjumlah 16,4 juta orang. Berarti jumlah sepeda di sana lebih banyak daripada total penduduk.
- Di Belanda, 27 persen aktivitas bepergian menggunakan sepeda, dan 25 persen orang pergi ke kantor dengan bersepeda. Rata-rata penggunaan sepeda per orang sejauh 2.5 km.
- Belanda memiliki 400 km jalur sepeda dan sekitar 40 persen transportasi komuter dikuasai oleh sepeda.
- Belanda mengembangkan rute sepeda tematik sejauh 20-50 km, seperti Molenroute (rute kincir angin) dan Pontjesroute (rute feri).
- Kota Utrecht di Belanda dinobatkan sebagai pemilik parkir sepeda terbanyak di dunia dengan jumlah lebih dari 12.500 lahan parkir sepeda.