Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosok

Filsafat Komunikasi dalam Perspektif Ilmu Studi Kasus Branding "Gemoy" Capres Prabowo Subianto

29 November 2023   13:57 Diperbarui: 29 November 2023   14:19 629 0
LATAR BELAKANG

Indonesia saat ini tengah menyambut tahun politik. Kita tahu bahwa tahun 2024 adalah pesta demokrasi besar, yaitu penentuan atau pemilihan Presiden dan Wakil yang akan memimpin Indonesia 5 tahun kedepan. Dalam mempersiapkan pemilihan seperti itu, sangat umum kita ketahui masing-masing kandidat mempersiapkan 'pertandingan politik' mengingat calon pemimpin biasanya lebih dari satu. Masing-masing berlomba-lomba untuk memenangkan pemilu.

Mereka berusaha untuk menarik perhatian pemilih untuk memilih mereka. Sebagai bentuk atau praktek demokrasi, suara pemilih tentu menentukan kemenangan. Singkatnya, semakin banyak suara atau dukungan yang didapat, maka ia akan memenangkan pemilu. Dengan demikian, selanjutnya si pemenang akan mendapatkan kursi kekuasaan dalam pemerintahan.

Kampanye politik dimaknai sebagai kegiatan mempersuasi pemilih yang bertujuan untuk meningkatkan elektabilitas dan popularitas, maka seorang kandidat perlu memiliki strategi dan perencanaan yang matang. Para calon yang ikut serta dalam pemilu tentunya memiliki cara kampanye yang berbeda dengan calon lainnya. Kampanye politik menjadi sangat penting dalam memperkenalkan kandidat kepada Masyarakat, dengan tujuan untuk memenangkan pemilu tertentu, maka setiap calon perlu mempertimbangkan strategi dan planning yang matang. Strategi dan perencanaan ini sangat penting karena menentukan kemenangan calon dalam proses pemilu.

Branding merupakan upaya untuk membentuk citra dan personalitas pemimpin bahkan dapat membantu kandidat untuk mengubah dan memelihara reputasi serta dukungan. Sedangkan political branding itu sendiri merupakan suatu strategi untuk membangun suatu citra politik menurut Marshment dalam (Sandra, 2013). Media sosial adalah cara yang terbaik dan termudah untuk menumbuhkan identitas pribadi, membangun reputasi, dan menjadi terlihat dalam industri tertentu. Personal branding yang dilakukan oleh politisi di media sosial akan membentuk persepsi masyarakat akan dirinya dan memudahkan bagi para politisi untuk melakukan komunikasi politik.

Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden Prabowo dan Gibran seringkali menuai sorotan publik. Pada pemilu kali ini, sang calon Presiden Prabowo melakukan rebranding. Karena latar belakang sebelumnya adalah seorang yang berasal dari militer, kali ini Prabowo menunjukkan kepribadian yang lebih santai, bertingkah lucu, dan seringkali berjoget pada kesempatan tertentu. Hal itulah yang membuat dirinya kini dijuluki sebagai sosok yang "Gemoy".

Munculnya julukan tersebut lantas sangat mudah diingat oleh para kaum muda dan hal itu juga ternyata sangat berpengaruh bagi citra Prabowo. Populernya kata gemoi ini sendiri memberikan efek elektoral yang signifikan kepada Prabowo. Atau semakin populernya julukan gemoy untuk Prabowo itu cerminan semakin Prabowo disukai, terutama di kalangan milenial.

 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun