Hidup memang sementara, maka setinggi apapun raihan, bersyukur aku merasa biasa saja. Bukan berarti tidak menghargai tapi lebih kepada ya biasa saja. Puja puji hanya untukNya. Kita sekedar sosok yang dicontohkan dalam permainannya untuk makhluk lain yang mampu melihat, pernah bertemu, atau sekedar merasakan.
Waktu sekolah dulu, satu hal yang paling aku ingat bersama Mimi adalah ketika berhasil mempersatukan kembali pertemanan antara Mimi dan Shiela. Keduanya wanita popular di sekolah. Selain cantik, mereka pintar dan banyak teman. Beruntung, aku bisa bergaul dengan siapapun. Mulai dari geng yang paling disegani sampai anak cupu yang tertawa pun mereka malu. Soal pertemanan, aku tidak pandang bulu.
Saat itu, entah mengapa aku lupa asal usul mereka diam-diaman selama sekian bulan. Meski mereka dalam tengkar, aku tetap berteman dengan keduanya. Mimi memang pernah menghilang misterius. Sekitar satu bulan lebih dia menghilang, tidak masuk kelas. Ia pun menjadi perbincangan hangat di sekolah. Hingga akhirnya, aku yang penasaran mencoba menelisik di mana rumahnya. Dengan beberapa teman, aku sempat menelusuri. Sepertinya waktu itu, hubungan dia dengan keluarganya sedang tidak baik.