Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik Pilihan

Siapa yang Bakal Terdepak dari Istana?

31 Januari 2015   08:43 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:03 1184 5
Di sebuah sore, tepat di persimpangan jalan di kompleks dekat rumah saya, sayup-sayup terdengar sebuah diskusi yang heboh. Apalagi kalau bukan soal perseteruan politik di istana. Lebih spesifiknya, mereka membahas soal nasib Presiden Jokowi yang terhantam badai politik.

Ada untungnya ketegangan politik dengan tensi tinggi dan penuh intrik terus berpusar. Yah, rakyat kita semakin melek politik. Perdebatan dan polemik bisa terjadi di mana-mana. Dan dengan begitu, dari waktu ke waktu rakyat kita semakin "cerdas" berpolitik.

Panggung politik yang memang disiapkan untuk lakon para pemain sandiwara bernama "politisi" lama-lama akan menjadi ruang untuk saling "menelanjangi". Rakyat kita, dari tukang batu, pedagang kaki lima, hingga kaum terpelajar, akan semakin terdidik untuk bisa membedakan mana kebenaran yang dilakonkan di atas panggung sandiwara, dan yang mana lakon yang sesungguhnya (di luar panggung) sandiwara.

Seberapa hebat pun para politisi itu "bertopeng", alih-alih, atau bersikap hipokrit, rakyat kita sebenarnya tahu rencana besar apa yang terselubung. Jadi, politisi kita harusnya tidak perlu eksis dengan beragam manufer, intrik atau apa pun namanya. Sekali lagi, rakyat bisa menilai semuanya.

Belakangan ini, saya semakin yakin bahwa rakyat tidak pernah tidur. Mereka melihat dan menyaksikan bagaimana para aktor-aktor politik berganti-ganti peran dan lakon. Laksana sulap abra kadabra.Tapi, sebagian besar diantara kita, menertawakan diam-diam!

Nah, terkait kemelut hebat di istana. Diskusi santai warga sore itu cukup menyentak saya. Salah satu diantara mereka sedang membaca suatu tanda-tanda buruk di istana. Katanya, bakal ada yang terdepak dari istana.

Saya terkejut, sungguh-sungguh panik. Bukan saja karena tiba-tiba terbayang betapa suramnya sebuah sejarah perpolitikan kita bila ada pemimpin yang "ambruk" di tengah jalan. Yang bikin terkejut saya karena tafsir politik warga yang mungkin dalam istilah Menteri Tedjo "orang-orang tidak jelas" itu, sudah sampai melihat suatu kemungkinan terburuk yang bakal terjadi bila kisruh di istana tidak bisa diredam dengan cepat.

Saya pun teringat respon sejumlah pembaca terhadap salah satu ulasan saya sebelumnya di kompasiana, tentang minimnya peran Pak JK pada saat Jokowi sedang dilanda galau. Ada yang mengatakan bahwa Pak JK sedang bergerilya di belakang layar. Sebagian mengatakan bahwa Pak JK akan sangat diuntungkan dibalik kisruh ini, sebab bila Presiden Jokowi jatuh di tengah jalan, otomatis Pak JK akan segera naik tahta. Dan banyak lagi tafsir lainnya yang lebih spekulatif. Menurut saya, segala hal memang bisa terjadi dan kekuasaan dalam suatu sistem demokrasi yang sangat liberal memang selalu ibarat bola liar yang bisa menggelinding ke mana-mana.

Apa pun kemungkinan atau prediksi yang beredar dengan sangat liar, pemerintahan Jokowi-JK agaknya memang mengalami problematik serius. Untuk tidak mengatakan bahwa pemerintahan Jokowi-JK sedang digoyang luar dalam.

Padahal, rakyat mestinya sudah punya semacam preferensi awal untuk menilai apakah pemerintahan ini cukup meyakinkan untuk melaju dengan spirit "kerja" dan "kerja" untuk rakyat.

Jangan-jangan pemerintahan yang dibangun dari sebuah espektasi besar ini justru akan tidak kuasa menanggung beban besar akibat kecanggihan "janji politik" nya?

Kini, Presiden Jokowi sedang mencoba menempuh jalan yang paling tepat. Pertama dengan mencoba memastikan bahwa seluruh keputusan-keputusan politiknya bersifat "murni" tanpa tekanan. Dan bersumber dari pertimbangan publik. Penunjukan Tim 9 dalam menengahi konflik KPK vs Polri menjadi bukti nyata bagaimana Jokowi sedang menyampaikan suatu pesan bahwa kelak keputusannya tidak mewakili "kepentingan" orang-orang di belakangnya. Terutama bukan atas tekanan dari Segitiga Maut (Kalla, Mega, Paloh, alias KMP).

Pertemuan antara Jokowi dengan Prabowo juga bisa ditafsirkan punya agenda tersembunyi. Bisa jadi seperti dugaan publik bahwa Jokowi akan meminta perlindungan dari KMP, sebagai alternatif lain bila terjadi perlawanan dari KIH lantaran keputusan politik Jokowi yang bakal melawan kehendak partai pengusung. Kita tunggu saja, tentu dengan rasa was-was, apakah benar akan ada yang terdepak dari istana? Apakah Jokowi? Atau kah Pak Presiden harus mengorbankan seseorang, dari KPK, Polri, menteri atau siapa, kita sulit menduga-duga untuk perihal ini.

Sebab masih ada satu kemungkinan lagi yang jauh lebih ngeri-ngeri sedap yakni bila kegaduhan di istana justru bagian dari serangan diam-diam dari pasukan Koalisi Merah Putih, musuh bebuyutan yang kini menyerang dengan strategi yang lebih mumpuni? Begitu kata salah seorang dari warga yang berdiskusi di kompleks dekat rumah saya.

langit kabut bertanda hujan lebat sebentar lagi membubarkan diskusi meriah sore itu. "Besok akan kemana lagi tema diskusi mereka yah," heee, saya bergumam sendiri.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun