Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Meramu Ampun

15 Februari 2021   07:56 Diperbarui: 15 Februari 2021   13:14 105 11
Tuhan, bukan 'kah manusia mengerikan?

Mereka diberkahi dua mata yang pekat dan menghisap! Hati mereka diikat hasrat sepekat malam! Tulang mereka dipancang ego seluas samudra!

Tuhan, oh, Tuhan. Dengan mata itu, bukankah manusia akan mengenggam apapun yang berkelindan di hadapan mereka? Dengan tangan itu, bukankah mereka bakal menikam apapun yang menyandung langkah kaki-kakinya, lalu menggurat luka pada tangan yang menuntun pundak mereka. Tak satu pun kuasa mampu menghentikan manusia yang liar dan lapar, bahkan jika jiwa mereka mulai merana lelah; bahkan jika esok mentari terbit di langit yang salah.

Tuhan, bukan 'kah manusia menyedihkan?

Mereka bersimpuh semalaman di depan berhala. Mereka merintih-rintih atas nama cinta. Mereka menjunjung sesamanya yang sekaum, menikam sesamanya yang berbeda. Fanatisme menenggelamkan akal mereka!

Tuhan, oh, Tuhan. Dengan hati yang penuh akan pemujaan, bukan 'kah manusia akan berpaling darimu? Bukan 'kah manusia akan terlarut dalam gemilang duniamu dan berhenti bersujud, tiada lagi takut pada murka-Mu? Akan 'kah mata mereka yang gelap akan mendekatkan benak mereka pada-Mu? Tiada kuasa yang mampu mengurung lihainya nafsu di daging manusia, dan cinta-cinta berlebih di hati mereka, bahkan jika tangan semesta sudah menyemburkan kuasa.

Tuhan, oh, Tuhan. Hambamu yang lemah dan tiada daya ini bertanya-tanya; jika hati hamba telah terlarut dalam laku yang sama, berapa banyak sujud hamba yang berjasa menghapus noda-noda dosa?

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun