Penyebab demensia pada lansia menurut (Martina et al., 2021) yaitu :
- Penyakit degeneratif seperti penyakit alzheimer , parkinson , pick , huntington , wilson , hallervorden spatz , demensia frontotemporal , dan demensia dengan lawy bodies.
- Trauma , seperti subdural hematoma , demensia pugilistica , dan anoxic brain injury.
- Inflamasi (radang) dan infeksi seperti demensia HIV, meningitis kronis (Creutzfeldt), kriptokokosis, sistiserkosis, sifilis, dan penyakit creutzfeldt-jakop.
- Neoplasia (keganasan), seperti tumor otak primer.
- Obat atau toksin, seperti obat golongan  beta bloker , neuroleptik , antidepresan , antikonvulsan (anti kejang) , penghambat reseptor histamin , penghambat dopamin , penghambat alkohol (alkohol , kokain , mariyuana , methamphetamine), timah , merkurin , dan arsen.Â
- Psikiatris, seperti depresi, gangguan kepribadian, dan gangguan cemas.
- Metabolisme seperti kekurangan vitamin B1, B12, kekurangan folat, hyperhomocysteinaemia (kadar hormosistein dalam darah meningkat), demensia dialisis dan uremia , penyakit tiroid , addison , cushing , dan hartnup.Â
- Autoimun, seperti systemic lupus erythematosus dan polyarteritis nodosa.Â
- Kerusakan mielin (demyelinating), seperti multiple sclerosis.Â
- Obstruktif , seperti tekanan hidrosefalus normal dan obstruktif.
Faktor resiko pada pasien demensia menurut (Martina et al., 2021) yaitu :
- Usia : pada individu usia diatas 65 tahun dan 50% individu diatas 85 tahun mengalami demensia.
- Jenis kelamin : studi prevalensi menunjukkan bahwa Wanita lebih tinggi prevalensinya dibanding pria.
- Riwayat keluarga dan faktor genetik : terdapatnya penyakit Alzheimer dini (Early Onset Alzheimer Disease/EOAD) terjadi sebelum usia 60 tahun, kelompok ini beresiko 6-7% dari kasus demensia.
- Hipertensi
- Alkohol
- Aterosklerosis
- Diabetes melitus
- Sindrom down
- Depresi
- Merokok