Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Waktu Itu di Sudut Kota Bandung

18 Maret 2021   16:28 Diperbarui: 18 Maret 2021   16:35 209 2
" Bee maaf karena masih jadi pecundang yang mencintaimu dari kejauhan" Tepinya.

Hingga pada akhirnya waktu itu tiba kali pertama pertemuan kita.

Layar hp ku hidup ada notifikasi dari seseorang.

' aku udah di depan ini '

Tubuhku gemetar aku tidak sabar melihat laki-laki yang hampir membuatku gila karna jatuh cinta.

Aku berjalan kedepan dan menghampiri nya, kulihat seseorang dari kejauhan menggunakan motor berwarna hitam dengan sweater dan celana jeans, wajahnya yang begitu teduh 'ia tersenyum'. Brengsek aku jatuh sejatuh-jatuhnya.

'Hi bee, kita mau kemana ini'

Kemanapun asal denganmu kubilang, Lagi-lagi ia tersenyum. Lalu iya menghidupkan motornya, aku belum tau akan kemana kami pergi, aku ingin kemanapun asal dengannya.

Aku memutuskan mengajaknya berkeliling dahulu, ke tempat-tempat yang sering sekali aku kunjungi, Tempat-tempat yang sering sekali aku pakai untuk melamunkannya dan berkhayal.

Tujuan terakhir kami yaitu tempat temanku, aku ingin sekali mengenalkannya pada temanku yang kupingnya hampir rusak karna aku selalu menceritakan tentangnya setiap saat.

Kami tiba disana malam aku masih ingat betul kami disana di sambut 1 botol whiskey, temanku bilang ini upacara perayaan pertemuanku.

Kami tidak banyak mengobrol, ia malah lebih banyak berbicara dengan temanku, aku hanya sibuk memerhatikan nya 'dari segimanapun ia sesempurna itu'

Selesai mengobrol temanku memutuskan untuk pergi karna ada keperluan mendesak. Aku membiarkanya pergi. Kini hanya kami berdua.

'Bee kamu ngantuk ya, sini tidur'

 ia merebahkan badannya dan merentangan satu tangan untuk ku, aku tidur di tangan nya, aku ingat betul aroma tubuhnya, aroma whiskey bercampur rokok mallboro merah.

Kami menatap langit-langit mengobrol sampai larut pagi. Aku tidak tahu hal baik apa yang aku lakukan sampai Tuhan memberikan ku orang sesempurna ini. Lagi-lagi aku jatuh sejatuh-jatuhnya dengan cara ia menjadi baik sebagai manusia.

Jika ini mimpi aku hanya akan meminta aku tidak ingin bangun saja. Aku ingin terus sama dia. Deru di kepalaku.

Hingga waktu dimana perpisahan itu terjadi, aku seakan lupa bahwa bandung adalah titik pertemuan dan perpisahan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun