Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Pantai Dihatiku

19 Maret 2012   07:15 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:49 138 0

Aku menatap jauh, garis cakrawala diujung seberang. Angin mempermainkan rambutku yang tergerai. Aku suka dengan sentuhan angin diwajahku dan belaian lembut dari rambutku. Aku duduk tenang diatas susunan bebatuan, menggoreskan pena diatas memo kecil yang kuambil dari dalam tasku, sambil sesekali kutatap ombak yang berbaris.

Jauh dibelakangku, ada banyak orang dipantai ini. Mereka datang berpasangan, bersama keluarga atau rombongan teman-teman. Hanya aku seorang yang kemari sendirian tanpa pasangan, keluarga ataupun teman. Tempatku duduk sangatlah kentara, dari jauhpun aku akan terlihat jelas sedang duduk sendiri disini.

Apa yang orang pikirkan ketika melihatku melangkahkan kaki pelan diatas bebatuan tinggi ini? Mungkin mereka berpikir aku ingin bunuh diri. Hahaha... tidak! Atau mungkin mereka berpikir aku sudah gila duduk sendiri memegang pena dan memo sambil termenung. Akh, sebodoh amat dengan pikiran mereka. Ini hidupku, terserah aku mau melakukan apapun selagi itu tidak mengganggu orang lain.

Dulu, aku memang ingin mencoba bagaimana rasanya kemari seorang diri, kini tercapai juga. Perjalanan dengan perjuangan berat bagiku. Sepanjang jalan medannya sulit karena jalan yang amat rusak, bolong-bolong dan becek, berat bagiku karena aku tidak lancar mengendarai motor, nyaris membuatku terjatuh. Yang mebuatku berat juga adalah sepanjang jalan ini merupakan jalan kenangan. Meski aku terlihat happy mengendarai motor ini sambil bibirku ikut bersenandung bersama earphone yang kupasang ditelingaku, tetapi hatiku terus saja mengeluh, “aku ingat dia”, seperti aku masih belum rela melepaskannya.

Teramat betah duduk berlama-lama disini tanpa pedulikan sekelilingku. Tanganku dengan santai menuliskan isi hatiku dilembar berikutnya dalam memoku. Lelah, kusandarkan bahuku pada sebuah tiang, tanganku merogoh isi tas berharap menemukan permen, aku malah menemukan sekotak rokok Sampoerna lengkap dengan matches. Isi rokok itu masih banyak, hanya berkurang satu batang, rokok yang kubeli kemarin. Aku mulai merokok lagi setelah beberapa tahun bibirku tak pernah tersentuh oleh rokok. Kukeluarkan sebatang rokok dari kotaknya, kuapit dibibirku dan berulang kali berusaha menyalakan matches yang selalu padam tertiup angin. Kupandangi rokok dijariku yang telah menyala dan telah beberapa kali ku isap. Apa nikmatnya sih merokok? Kenapa banyak cowok tidak bisa menghentikan atau mengurangi merokok?

... Adakah cinta yang tulus kepadaku. Adakah cinta yang tak pernah berakhir...

Tak terasa aku turut bersenandung lagunya Fathur, yea itulah aku, bagaimanapun suasana hati dan keadaanku jika mendengarkan lagu selalu saja aku mengikuti lagunya tidak perduli dengan suaraku yang amat pas-pasan.

Sekeras apapun aku menyangkal keberadaannya dihatiku, sedalam itu juga dia semakin masuk kedalamnya. Yang kutahu selama itu, perasaanku biasa saja, datar apa adanya karena aku type cewek yang tidak mudah jatuh cinta. Tetapi setelah kepergiannya, aku merasa sendirian, sepi ditengah keramaian. Mungkin saja karena aku mulai terbiasa selalu bersamanya dan ketika sudah tidak bersamanya lagi seperti ada sesuatu yang hilang dariku.

Apakah itu sebuah “Cinta?” Atau perasaan “Sayang?” Atau ketergantunganku padanya? Setiap hari selalu kutanyakan itu pada benakku dan aku tidak tau jawabannya, aku selalu saja mengatakan “Bukan” dan “Mungkin” pada diri sendiri.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun