Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Kecele

1 Juni 2011   15:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:58 141 0




















"Hallo..."sapaan nyaring suara seorang cewek di sebarang sana

"Hallo..." jawabku tak kalah nyaringnya

"Mbak apa bener ini Mbak Susi ?" Tanyaku langsung

"Iya, ada apa ?" jawabnya riang

"Kenalin Mbak aku adiknya Mas Widi" terangku

Betapa hatiku terasa terbakar, panas dada ini, tetapi aku tahan sebisa mungkin agar tidak curiga perempuan di seberang sana.Aku mendapatkan nomer  hpnya dari adik suamiku yang asli yg kebetulan satu mes dengan perempuan itu dan dia yang memberi  informasi kalau kakanya sudah nggak bener.hmmm adik ipar yang baik.

"Oh...kamu adiknya Mas Widi ya ?" terusnya dengan nada kaget

"Iya Mbak saya mau tanya sudah lama ya Mbak punya hubungan sama Masku "

"Iya sudah dua bulan yang lalu kami jadian"

"Oh begitu ya" aku bengong sebentar keheranan, huh kayak bujangan aja pikirku

"Kebetulan nich kamu telpon aku mau tanya soal kakak iparmu gimana sich hubungan mereka berdua, kata Mas Widi sudah tidak ada kecocokan ya ? tanyanya antusias

"Ah masak Masku bilang begitu sich ?" tanyaku balik

"Bener kok Mas Widi bilang begitu, malah dia sekarang inging menikah denganku"

cerocosnya

Betapa sakit mandengar pengakuanya yang ceplas ceplos, tapi aku berusaha manahan amarahku agar situasinya bisa aku kendalikan. Sebentar kutarik nafas dalam-dalam kemudian kuhembuskan perlahan-lahan agar tidak ketara aku sedang kesal.Aku tak bisa membayangkan kalau Susi tahu yang sebenaranya aku adalah istrinya bukan adik seperti yang aku perkenalkan padanya mungkin dia akan pinsan seketika itu.

"Emang hubungan kalian berdua serius ya ?, Masku janjiin apa sama kamu

sampai-sampai lupa segalanya" selidikku

"Pokoknya Mas Widi sudah janji mau mencerakan istrinya dan mau menikah

denganku"jelasnya lagi

" Lha kamu masih gadis apa janda" selidikku

"Ya aku sich..." terdiam sebentar , " Nanti akau ceritakan labih lanjut

lagi yang terpenting akua mau manerima anaknya, akan aku anggap sebagai anak kandungku" terangnya  lebih lanjut.

Deg...jantungku seakan berhenti berdetak saat itu ingin sekali kuteriak bahwa aku bukan adiknya bahkan aku adalah istrinya. Niat itu kuurungkan segera karena aku belum puas mengorek keterangan sejauh mana hubungan mereka berdua.

"Aku juga kemarin sudah di kenalin dengan  bapak, ibumu kemarin walau hanya

lewat telpon" pamernya. Tambah dongkol saja mendengarnya.

"Ngomong-ngomong kamu sama kakak ipar kamu akrab nggak sich, dia orangnya gimana?" Dengan agak tergagap aku jawab pertanyaanya

"Kita akrab banget, kompak gitu" jawabku singkat

"Oh begitu ya" sahunya si Susi

"Mbak kalau masalah ini sampai ketelinga istri Masku bisa geger dech, yang

pasti dia orangnya hhhuuuuuu.. dia kalau sudah marah semua orang pasti takut

"Aku tak peduli, aku sangat menyayangi kakakmu kalau mau main hantam-hantaman

aku pasti menang" tegasnya dengan semangat pejuang 45

"Wah terserah Mbak Susi sajalah yang pasti siap-siap di dor sma istrinya"gertakku

Kututup pembicaraan ini dengan hati yang tambah sakit, kulempar hpku ke kasur (untung nggak pecah) Pikiranku tambah kacau saja.Kusambar telpon genggam yang baru ku lempar tadi ku tekan nomer hp suamiku dengan tak sabar ku tunggu beberapa saat terdengar suara ngantuk-ngantuk malas , tambah gerergeten saja aku dibuatnya.

" Boro-boro telpon sms saja nggak pernah oh ternyata sudah punya yang baru ya !" teriaku tanpa basa basi Kututup telpon tanpa menunggu jawaban darinya."Kesambet setan dari mana istriku kok tiba-tiba kumat ya" mungkin dalam benak suamiku berfikir begitu, ah aku tak peduli yang penting aku sudah menyalurkan hasrat amarahku padanya. Diam sesaat...ku tenangkan diri aku berusaha bersabar walaupun kenyataan di depan mata suamiku telah selingkuh ria bersama Susi cewek satu pabrik di kilang tempat suamiku bekerja.

Fikiranku mulai tenang kembali  untuk mengatur siasat jitu ku hubungi teman-teman suamiku yang di Malaysia sana ku cari informasi yang kubutuhkan, berhari-hari bahkan hampir 1/2   bulan lamanya telpon sana sini hingga

mengabiskan sebagian gajiku.  Menyebalkan menghadapi situasi yang seperti ini, pelan tapi pasti ku temukan juga titik terang ternyata Susi sendiri masih syah istri orang dan alamat lengkapnya pun sudah aku dapatkan pula.

Sudah puas aku ngobrol banyak-banyak dengan Susi yang dia tahunya ku adalah adiknya Mas Widi aku sms yang isinya bahwa yang selama ini telpon bukanlah adiknya melainkan istrinya, dia sangat terkejut sekali dan langsung telpon ke nomer hpku dan segera minta maaf.

" Ya sudah aku maafin, tapi tolong jangan di terusin hubungan kalian berdua cukup sampai  di sini saja" ucapku kalem. Dan dia pun berjanji tidak akan berhubungan lagi dengam suamiku.

Waktu terus bergulir hingga pada suatu hari aku iseng-iseng telpon Susi, ternyata orangnya enak di ajak ngobrol, tapi...?! lama-lama bikin panas hati juga ya masak terang-terangan tanpa tedeng aling-aling selama ini masih juga ketemuan dengan suamiku dan sepertinya lebih bebas lagi tanpa malu-malu. Huh pingin gebrak mereka berdua ya! Sia-sia sudah kepercayaan yang ku berikan pada mereka berdua. Aku sebenarnya tidak menyalahkan, keberadaanku dan suamiku yang saling  berjauhan, rasa kesepian tanpa di dampingi seorang istri.Tapi apa yg dikatakan Susi sangat membekas di hati, katanya mereka sudah tidak  bisa menghindar saling mencintai bagai gula dan semut. Aku telpon bolak balik Susi kemudian suamiku untuk menasehati dan memberi pengertian bahwa hubungan mereka adalah suatu kekeliruan dan tidak mungkin berlanjut kerena apapun yang terjadi aku akan mempertahankanya.

Bukanya malu atau takut samasekali tak ada rasa itu pada diri mereka berdua, benar-benar rai gedek perempuan itu sama juga suamiku tak merasa punya anak. Puncak kemarahanku kepadanya ku katakan "Lonte" kepadanya dan Susipun menangis tersedu-sedu mengadu kepada pacarnya yaitu suamiku kemudian akupun mendapat dampratan yang sanagt manis dari suamiku tersayang.

Fikiran sudah buntu apa yang harus kulakukan untuk menyelamatkan rumah tangga ini.Ku utak atik hp bututku yang sudah hampir remuk tiap hari jadi sasaran amarahku, tapi kalu sampai rusak aku juga yang susah tanpa dia aku tak bisa berngowos-ngowos ria nih. Eit.....tunggu dulu ternyata ada sms dari teman suamiku alamat lengkap rumah Susi perempuan yang super PD  di taksir suamiku yang suka ngegombal,ya ku akui suamiku suka sekali nggedebus mitro di depan cewek nah... aku sendiri ini slah satu korban gombal mukionya yang penuh janji-janji selangit kayak demit ngiprit he he jodoh juga kali ya mau gimana lagi.

Kuketik sms dengan nada tegas kutujukan kepada Susi. "Kalau kamu tak juga putus hubungan dengan suamiku aku akan beri tahu suami kamu dan orang tuamu dikampung"  Sedetik kemudian ku terima sms balasan darinya."Aku tak takut, mana mungkin kamu tahu alamatku, suamiku sangat takut kehilanganku dia takut sama aku" tantangnya. Tahan banting juga nih perempuan kasih nama "tempe bongkrek" saja kali ya pantes kok menyandang nama itu karena orangnya ngeyel. Kubalas saja sms darinya yang  berisi nama lengkap suami Susi, alamat rumah, dan aku tambahin sedikit kata-kata " Berarti suami kamu bego donng"

Sedetik, dua detik, semenit dua menit...tak ada jawaban juga darinya. Apapun yang terjadi dan apapun caranya inilah yang terbaik bagi mereka, kutulis surat yang isinya singkat padat berisi  kualamatkan kepada keluarga dan suami Susi langsung. Paling tidak sebagai laki- laki dan keluarga malulah punya anak dan istri yang begitu. Untuk suamiku ku ultimatum "PULANG" dan tunggu pembalasanku di rumah.

GRRRRGHHH...(ngepel karo gretet untukku)








KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun