Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Harga Pangan Mahal, Jaminan Kesejahteraan yang Gagal

15 Desember 2023   15:05 Diperbarui: 15 Desember 2023   15:06 80 0
"Iya, sekarang sembako pada naik semua. Beras naik, cabai naik, gula naik, bikin berat. Soalnya kan yang biasanya uang 1 juta bisa cukup buat beli sembako sebulan jadi kurang dan harus ngeluarin uang dari cost lainnya,"

Inilah salah satu keluhan rakyat Indonesia menyikapi kenaikan berbagai kebutuhan pokok yang terus menggila. Karena kenaikan harga tidak hanya 1 jenis saja, tetapi berbagai jenis bahan pokok banyak yang mengalami kenaikan seperti beras, gula, cabai, dll

Dilansir dari liputan6.com, Sekretaris Jenderal IKAPPI Reynaldi Sarijowan memaparkan, kenaikan harga komoditas pangan diantaranya, beras kualitas medium masih dijual Rp 14.000/kg. Lalu, ada bawang merah yang masih bertengger di angka Rp 35.000/kg.

"Kemudian cabai-cabaian juga mengalami kenaikan, bahkan kenaikannya ini di atas 100 persen gitu, cabai merah keriting sudah di angka Rp 88.500/kg, yang cabai besar tw Rp 82.000/kg, rawit merah ini yang cukup pedas, di kisaran Rp 110.000/kg," paparnya.

Selanjutnya, harga daging ayam pun terpantau mengalami kenaikan di pasar tradisional dengan kisaran harga Rp 41.000-42.000/kg. Diikuti juga dengan telur ayam yang dijual sekitar Rp 28.000/kg.

"Ada gula pasir yang mengalami kenaikan selama sepanjang sejarah Indonesia berdiri itu gula pasir paling tinggi hari ini Rp 16.000-16.500/kg," tegasnya. (Liputan6.com)

Mahalnya harga pangan, menunjukkan negara gagal menjamin kesejahteraan rakyat. Harga pangan yang semakin mahal, sedangkan pendapatan rakyat tidak ada kenaikan bahkan menurun. Hal ini mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat, sehingga kesejahteraan masyarakat semakin menurun.

Negara seharusnya melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi kenaikan harga pangan. Fenomena kenaikan harga pangan bukan hanya kali ini saja terjadi, hal ini sering terjadi dan terus berulang terutama mendekati Natal dan Tahun Baru.

Negara seharusnya mampu mewujudkan ketahanan dan kedaulatan pangan dengan berbagai cara. Sehingga masyarakat selalu terpenuhi kebutuhan akan bahan pangan yang murah. Sehingga kesejahteraan masyarakat akan meningkat.

Jaminan kesejahteraan masyarakat akan terwujud dengan baik hanya jika sistem yang diterapkan dalam negeri ini adalah sistem Islam. Sistem yang berlandaskan akidah Islam sebagai dasar dalam pengambilan kebijakan.

Dalam sistem Islam, negara dalam hal ini adalah Khilafah, akan melakukan serangkaian cara untuk mewujudkan hal itu, karena jika tidak maka negara telah berbuat zalim kepada rakyat.

Islam memiliki mekanisme untuk menjaga kestabilan harga pangan di tengah umat. Konsep tersebut tertuang dalam Sistem Ekonomi Islam yang secara praktis akan diterapkan dalam sistem negara khilafah.

Untuk menjaga kestabilan harga pangan, Islam melarang negara mematok harga. Karena hal ini akan menyebabkan terjadinya inflasi. Langkah yang tepat adalah dengan membiarkan harga mengikuti harga pasar dengan mekanisme penawaran dan permintaan.

Jika kenaikan harga pangan karena ketersediaan yang kurang akibat dari penimbunan yang dilakukan oleh mafia dan kartel. Khilafah akan menjatuhkan sanksi ta'zir  pada kartel dan mafia dan wajib melepaskan barang di pasaran.

Jika kenaikan harga pangan terjadi akibat adanya inflasi, maka khilafah wajib menjaga mata uang dengan standart emas dan perak. Negara juga tidak boleh menambah jumlah uang yang beredar, karena bisa menyebabkan nilai nominal yang sudah ada menjadi jatuh.

Seperti inilah langkah yang akan dilakukan khilafah untuk menjaga dan mengendalikan harga pangan. Upaya seperti ini akan memudahkan rakyat menjangkau kebutuhan hidupnya, sehingga kesejahteraan rakyat akan terwujud.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun