"Program makan bergizi kita berjalan, Alhamdulillah. Kita telah luncurkan tanggal 6 Januari yang lalu sampai sekarang berhasil melayani 650 ribu anak-anak kita di 31 Provinsi. Ini berkat kerja keras banyak pihak, pak kepala badan gizi, beserta jajarannya. Mendagri, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Menteri Bapernas, Menteri Desa, Menteri BUMN, Menteri Kesehatan, Panglima TNI, Kapolri, para Kepala Sekolah, para Gubernur, Bupati tentunya Menteri keuangan. Program ini sasarannya 3 juta anak, bulan April-Agustus 2025 akan menuju 6 juta anak," ujar pidato pak Probowo dalam sidang cabinet paripurna.
"September kita harapkan 15 juta anak. Dan akhir 2025 target kita adalah semua anak-anak Indonesia bisa dapat mendapatkan makanan bergizi," tuturnya.
Banyak pihak penyelenggara dan orang-orang yang terlibat memiliki banyak harapan dalam program MBG ini. Dikarenakan sasaran program MBG ini meliputi balita, anak-anak, ibu hamil, dan ibu menyusui. Program ini bertujuan untuk memastikan bahwa kebutuhan gizi harian masyarakat. Terutama di kalangan anak-anak, dapat tercukupi dengan baik sesuai dengan standar Angka Kecukupan Gizi (AKG). Dengan adanya program ini, karena baru resmi diselenggarakan di sekolah. Harapan besarnya adalah anak-anak dapat memenuhi gizi hariannya dan memastikan semua siswa memiliki akses ke makanan sehat, terlepas dari status sosial ekonomi mereka.
Hari pertama diselenggarakan program MBG ini mendapatkan berbagai komentar dari berbagai kalangan. "Program ini cukup bagus, agar anak-anak bisa menjangkau gizi nya, dan orang tua tidak khawatir anaknya makan dan jajan apa di sekolah. Karenakan tidak semua jajanan itu higenis. Kecuali memang orang tua nya selalu membawakan bekal untuk anaknya," ujar salah satu masyarakat yang setuju akan program ini.
Bukan berarti program ini tidak memiliki kontra, bahkan lebih banyak kontra ketimbang pro. Dikarenakan, seharusnya pemerintah memfokuskan saja pembangunan daerah atau sarana yang sudah seharusnya diperbaiki. Banyak jalanan, dan akses yang kurang memadai. Kemudian mungkin pemerintah lebih mengedepankan program sekolah gratis, memfasilitasi anak-anak yang benar memiliki potensi akan tetapi kurang dalam perekonomian, terus memfokuskan sekolah yang ada di daerah plosok. Atau bisa juga memfokuskan kalangan bawah yang benar-benar harus dibantu, memfasilitaskan Kesehatan lebih mudah lagi agar tidak adanya kesenjangan pada saat pemeriksaan Kesehatan.