Sekitar 20 tahun silam, Agnes Irwanti melihat seorang ibu menerima telepon sambil melayani klien bisnisnya, “Baik, dua ekor ayam kampung dikirim ke mana nih?” dan ini dilakukan sambil menggendong bocah berusia dua tahun dengan tangan lainnya. Peristiwa ini menyadarkan Agnes bahwa wanita dapat melakukan multitasking meloncati ruang dan waktu dengan bantuan teknologi telekomunikasi telepon. Apalagi bila perempuan diajari kemampuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), tentunya ini bisa menciptakan peluang yang produktif secara ekonomi bagi mereka. Inilah yang menginspirasinya untuk mempelopori pengenalan TIK pada perempuan di daerah.