Akrab dengan tanaman resam atau Gleichenia linearis di sekitar kebun dekat rumahnya, Kuala Tungkal, Jambi, membuat Abdi Nur penasaran dengan tanaman tersebut. Selama ini, ia selalu mengira bahwa tanaman resam adalah hama yang menghambat pertumbuhan tanaman lain dan merepotkan petani. Hingga pada suatu hari, Abdi bertemu seorang nelayan yang sedang memasang bubu, sebuah perangkap tradisional yang diletakkan di dalam air. Berkeinginan mengetahui, Abdi pun akhirnya tahu bahwa bubu terbuat dari batang resam yang dijalin dengan batang rotan.