Syamsul Bahri, atau yang lebih akrab dipanggil Marajo memulai pemeliharaan ikan nila dalam tambak air payau, saat nelayan tidak bisa melaut di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Butuh waktu berbulan-bulan untuk mengubah lahan milik istrinya, yaitu rawa yang ditumbuhi pohon nipah menjadi tambak ikan air payau dengan pepohonan bakau di dalamnya. Namun, kerja kerasnya ini malah dicibir warga karena tidak percaya bahwa ikan nila bisa dipelihara di kolam air payau. Ia tidak gentar hanya karena cibiran dan malahan tertantang melakukan eksperimen, dengan perlahan-lahan menambahkan kandungan air payau ke dalam kolam agar ikan nila bisa beradaptasi di air laut.