Obsesi dengan Alkimia
Selain sains, Newton juga terlibat dalam "alkimia", ilmu yang saat itu dianggap sebagai "saudara kembar" ilmu kimia, tetapi lebih dekat dengan mistisisme dan okultisme. Alkimia berfokus pada upaya mengubah logam biasa menjadi emas dan mencari "batu filsuf", benda legendaris yang diyakini bisa memberikan kekayaan dan keabadian. Newton menulis ribuan halaman tentang eksperimen alkimia, meskipun sebagian besar dari tulisan-tulisannya disembunyikan selama bertahun-tahun karena dianggap memalukan oleh para ilmuwan setelahnya.
Ketertarikannya pada alkimia membawanya melakukan berbagai eksperimen aneh, bahkan berbahaya. Beberapa catatan menunjukkan bahwa Newton bereksperimen dengan merkuri, bahan beracun yang berisiko tinggi. Ini bisa menjelaskan gejala aneh seperti perubahan perilaku yang ditunjukkan Newton di kemudian hari.
Pertarungan Ego dengan Ilmuwan Lain
Newton dikenal memiliki sifat keras kepala dan pendendam terhadap siapa saja yang tidak sejalan dengannya. Salah satu konflik terkenal adalah dengan "Robert Hooke", seorang ilmuwan Inggris yang juga bekerja dalam bidang fisika dan optik. Hooke menuduh Newton menjiplak beberapa ide dalam teori optik, terutama yang terkait dengan cahaya dan warna. Newton, yang tidak suka dikritik, memulai konflik panjang dengan Hooke, yang bahkan mempengaruhi sejarah perkembangan ilmu pengetahuan. Ketika Hooke meninggal, Newton dilaporkan menggunakan pengaruhnya untuk memastikan bahwa reputasi Hooke sebagian besar diabaikan, bahkan sampai menghilangkan potret Hooke dari Royal Society.
Newton juga memiliki konflik terkenal dengan "Gottfried Wilhelm Leibniz", seorang filsuf dan matematikawan Jerman. Kedua tokoh ini terlibat dalam perselisihan mengenai siapa yang pertama kali menemukan "kalkulus". Newton dan Leibniz mengembangkan kalkulus secara independen, namun Newton dengan keras menuduh Leibniz mencuri idenya. Perseteruan ini membuat reputasi Leibniz hancur di Inggris, dan Newton menggunakan pengaruh besar di Royal Society untuk memperkuat posisinya.
Kepribadian yang Introvert dan Isolasi Diri
Newton bukanlah sosok yang mudah bergaul. Dia dikenal sebagai seorang yang "introvert", tidak suka keramaian, dan cenderung mengisolasi diri. Selama studinya di Cambridge, Newton jarang terlihat berinteraksi dengan orang lain, lebih suka menghabiskan waktu di kamar atau laboratorium untuk bekerja. Setelah karirnya berkembang, sifat ini tidak berubah. Banyak orang yang bekerja dengan Newton menggambarkannya sebagai sosok yang tertutup, sulit diajak bicara, dan bahkan tidak simpatik terhadap masalah orang lain.
Selain itu, Newton juga tidak pernah menikah atau memiliki hubungan asmara yang diketahui secara luas. Ini menambah citra dirinya sebagai sosok yang terasing secara emosional. Kehidupan pribadinya tertutup rapat, dan sangat sedikit yang diketahui tentang sisi emosional atau sosial dari dirinya.
Agama dan Obsesi pada Kitab Suci
Isaac Newton, meskipun terkenal sebagai ilmuwan, juga memiliki pandangan religius yang kuat. Ia menghabiskan banyak waktu mempelajari "teologi" dan naskah-naskah kuno, dengan obsesi khusus pada "Kitab Wahyu" dalam Alkitab. Newton meyakini bahwa ada kode rahasia di dalam Kitab Suci yang bisa diungkapkan melalui matematika dan sains, dan dia mendedikasikan waktu bertahun-tahun untuk mencoba memecahkan misteri-misteri tersebut.
Pandangan religiusnya ini cukup ekstrem. Newton tidak percaya pada "Trinitas", salah satu konsep dasar dalam teologi Kristen. Karena pandangan ini dianggap sesat pada zamannya, Newton menyembunyikan keyakinannya, dan hanya dalam catatan pribadinya terlihat bahwa dia memiliki pandangan teologis yang berbeda dari arus utama. Jika pandangannya tentang agama terungkap saat itu, ia bisa saja menghadapi risiko sosial yang serius, bahkan mungkin penuntutan.
Isaac Newton sering kali dipuja sebagai sosok jenius yang membawa revolusi dalam ilmu pengetahuan, tetapi di balik itu semua, ia adalah manusia dengan berbagai kelemahan dan sisi gelap. Obsesi dengan alkimia, konflik ego dengan rekan sejawat, isolasi diri, serta keyakinan religius yang kontroversial menunjukkan bahwa Newton adalah sosok kompleks yang tidak hanya dipenuhi oleh kecerdasan, tetapi juga kontradiksi dalam kehidupannya.
Sisi gelap Newton menunjukkan bahwa bahkan orang paling jenius pun tidak kebal terhadap kelemahan manusiawi. Namun, justru dari kombinasi kelebihan dan kekurangannya inilah kita bisa melihat potret Newton secara utuh, sebagai individu yang mendalam dan penuh misteri, bukan hanya sebagai ilmuwan besar yang karyanya masih relevan hingga kini.