Menurut beberapa pendapat, Tradisi baritan adalah sebuah upacara atau ritual adat yang biasanya dilakukan dalam masyarakat Jawa  setiap malam 1 suro (Muharam) yang berasal dari kata rid/wiriddan yang mengandung arti memohon petunjuk, perlindungan, dan keselamatan hambanya kepada Tuhan. Perubahan kata rid/wiriddan menjadi baritan terjadi karena pengaruh dari dialog lokal yang bearti tolak bala. Tidak hanya di lakukan di tahun baru Islam, tradisi baritan di desa kaliyoso juga di lakukan di malam tahun baru Masehi.
Tradisi baritan ini, di awali dengan membaca Asmaul Husna kemudian di lanjutkan dengan tahlil secara bersama-sama yang di pimpin oleh kyai setempat. "Semoga tradisi ini membawa keberkahan, kemanfaatan untuk kita semua". Ujarnya. Kemudian dilanjutkan dengan makan bersama sebagai bentuk  rasa syukur kepada Allah SWT dan keakraban terhadap warga sekitar.
Ani Fitriati (KKN MIT 18 Tematik Posko 123)