Setidaknya itulah yang dialami Tenaga Kerja Wanita Indonesia atau sekarang dikenal dengan sebutan PMI, Pekerja Migran Indonesia atau BMI, Buruh Migran Indonesia di negeri seribu satu malam, Irak. Hepi Susana dengan beberapa kawannya.
Menurutnya, sebagai Buruh Migran dia mendapat perlakuan tidak manusiawi terkait jam kerja.
"Saya kerja dari pagi sampai jam 11 malam. Kalau ada tamu malah sampai jam 1 malam. Jam 2 baru boleh tidur. Hanya 3,5 jam dan tidak ada jeda untuk makan. Sehari cuma dikasih makan satu kali, tanpa lauk. Kalau lapar ketika disuruh belanja ke luar, saya beli dengan uang sendiri," tutur Hepi pilu sambil menyebut bilangan gaji yang hampir 4 juta tapi peralatan seperti sabun mandi dia harus beli sendiri.
Belum lagi ketersiksaan lain yang dialami semisal tangan yang melepuh, kaki bengkak atau sakit lain tapi tetap disuruh kerja. Kondisi yang membuatnya memberanikan diri lapor ke KBR akan tetapi tidak mendapat penyelesaian yang diharapkan.