Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Pilihan

Hari Santri, Jihad, Waspadai Rongrongan Ideologi

23 Oktober 2020   15:09 Diperbarui: 23 Oktober 2020   16:32 134 25
22 Oktober 2020 menjadi sejarah tersendiri bagi dunia pesantren di negeri ini. Sejak ditetapkan menjadi hari yang bisa diperingati di seluruh Indonesia baru kali ini Hari Santri terkesan sunyi.
Gegap gempita pawai, dengan pakaian sarung untuk lelaki atau busana muslim bagi perempuan. Terkadang ada atraksi juga bebunyian,  khas pesantren masing-masing. Kini tak ada lagi. Pandemi Covid-19 memorak morandakan semua. Keseruan ala ala santri itu tak nampak lagi.

Untungnya, media sosial bisa meramaikan dengan banyak berseliweran ucapan. Menjadi penyemarak peringatan hari santri. Ada yang selebrasi online, bikin video ucapan dari berbagai lembaga, juga ucapan-ucapan dari tokoh - organisasi.

Hingga ternyata ada pula yang merayakan offline, upacara di tengah pandemi. Meskipun tentu saja dengan protap yang biasa harus ditaati. Bermasker utamanya. Sebuah kebiasaan baru yang menjadi parameter sederhana atas dukungan masyarakat terhadap gerakan perjuangan melawan Covif-19.

Ada yang menarik mata saya ketika menyaksikan upacara itu. Sarungnya, Ya sarungnya. Keren banget. Warna hijau, asik juga berseragam begitu ketika dipakai upacara. Kesan sejuk serta hikmat mencuat di tengah terik yang mulai bergeliat.

Ini saya dapati di sebuah pesantren yang terletak di desa Selotambak kecamatan Kabupaten Pasuruan Jatim. Pondok Pesantren Miftahul Falah Al Hasani namanya, pimpinan K.H Yazid Bustomi. Tempat dilangsungkannya upacara Hari Santri.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun