Namun kali ini, bulan yang dirindukan sangat oleh kaum muslim beriman itu harus tak kita rayakan gempita. Tak ada patrol sahur, tadarus bersama, bahkan shalat jamaah tarawih yang hanya ada di bulan ini. Corona merampas semuanya. Hingga yang tersisa adalah ibadah sunyi. Di rumah sendiri.
Meski demikian, penantian 11 bulan ini bukan lantas kehilangan makna. Berkah Ramadhan tetap bisa kita dapatkan. Mensyukuri pertemuan dengan Ramadhan. Inilah yang saya rasakan. Tak ada bulan sebaik ini untuk menyucikan diri, meraih ampunan, mendekat pada Tuhan dengan janji berlipatnya ganjaran.
Bulan yang menjadi perburuan seluruh umat muslim dunia untuk mendapatkan keutamaan. Saat pintu langit dibuka, saat restu atas segala pinta manusia digantungkan. Dimana harapan mengumpul menjadi doa-doa dan kemudian Ramadhan mengirimkan berkahnya.